Absennya versi desktop Allo menghalangi orang-orang yang ingin mencoba untuk menggunakan aplikasi itu, orang-orang yang tidak hanya pengguna perangkat mobile tapi juga pengguna laptop. Selain itu, kehadiran versi desktop juga dinilai akan memudahkan proses adopsi Allo di kalangan konsumen.
Pada unggahan di akun pribadi resminya, Fox juga menyebut aplikasi versi desktop ini masih dalam tahap awal pengembangan. Namun, Fox memastikan aplikasi ini akan menyambangi desktop konsumen, seperti yang dilaporkan The Verge.
Berdasarkan screenshot yang diunggah Fox, aplikasi ini merupakan aplikasi Chrome, dan bukan aplikasi bawaan Windows atau Mac. Selain itu, Allo versi desktop ini juga mendukung bot Google Assistant, baik chat secara langsung dan dalam percakapan antara pengguna dengan rekan.
Selain informasi tersebut, masih belum diketahui cara kerja yang akan diusung oleh aplikasi ini, apakah ia akan memiliki cara kerja serupa WhatsApp atau serupa Hangouts. Sebelumnya, aplikasi Allo hanya tersedia dalam versi mobile, sehingga ia hanya dapat digunakan pada perangkat mobile.
Aplikasi Allo pertama kali diperkenalkan Google pada ajang Google I/O 2016. Ia dilengkapi berbagai fitur seperti integrasi Google Assistant, pengenal foto dan mode incognito, serta jaringan dan mesin pencarian terintegrasi diklaim mampu menyuguhkan percakapan lebih cerdas.
Selain itu, setelah sempat dikritik Edward Snowden akibat keamanan aplikasi yang kurang baik, Google menghadirkan fitur enkripsi end-to-end serupa metode yang digunakan oleh Snapchat pada versi final aplikasi Allo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
