Imagen 2 dihadirkan di dalam platform developer Vertex AI yang ditujukan lebih ke segmen enterprise. Imagen 2 merupakan penyempurnaan dari seri dengan nama yang sama ketika pertama kali diperkenalkan pada acara Google I/O di bulan Mei tahun lalu.
Kini Imagen 2 memiliki kemampuan serupa OpenAI, DALL-E, dan Mijourney, yaitu menghasilkan gambar dari input berupa teks. Google semestinya sudah memperbaiki kemampuan AI di dalamnya sehingga tidak mengulangi kesalahan sebelumnya yang menimbulkan kontroversi.
Pada bulan Februari lalu diketahui image generator dari kemampuan Generative AI milik Google justru menghasilkan gambar yang dinilai tidak akurat dan justru rasis.
Bagi kalangan korporasi, Imagen 2 dapat me-render text, emblem, dan logo dalam beberapa bahasa dan menyatukannya ke elemen gambar yang sudah ada, misalnya ke kartu bisnis, pakaian, dan produk lain.
Imagen 2 di daam Vertex AI kini menawarkan dua kemampuan baru, inpainting dan outpainting. Keduanya sendiri merupakan kemampuan yang sudah populer di image generator lain seperti DALL-E yaitu untuk menghilangkan bagian dari gambar dan menambahkan komponen gambar baru di dalamnya serta memperluas batasan dari gambar dengan memberikan konten baru.
Kemampuan image generator berbasis Generative AI semacam ini memang bukan hal baru, mengingat banyak layanan atau aplikasi lain yang sudah menawarkannya termasuk pada sejumlah fitur editing gambar atau foto.
Meskipun begitu Google tetap dengan pendapatnya bahwa Imagen 2 memiliki peningkatan yang berbeda dari lainnya yaitu ‘text-to-live images’. Kemampuan ini memungkinkan Imagen 2 menghasilkan video pendek durasi empat detik dari input teks.
Bagi segmen korporasi dan bisnis, kemampuan tersebut membuat Imagen 2 ditawarkan Google untuk menciptakan konten pemasaran misalnya sebagai GIF generator untuk iklan. Konten yang dihasilkan diklaim mendukung ragam sudut pandang dan pergerakan.
Sayangnya, konten yang dihasilkan tersebut masih terbatas pada resolusi 360 piksel dan 640 piksel alias masih rendah. Google berjanji akan meningkatkan kemampuan untuk resolusinya.
Tidak hanya bicara soal menghasilkan konten baru, Google juga mengaku sudah merancang Imagen 2 untuk menghadapi kemungkinan deepfake dengan mengimplementasikan SynthID yang dikembangkan bersama kemampuan Google DeepMind.
SynthID akan memberikan cryptographic watermark yang tidak terlihat pada konten live images sehingga tidak mudah diketahui dan diubah, klaim Google. Sayangnya saat ini SynthID hanya bisa dideteksi oleh Google sendiri, belum didukung pihak ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id