Kepada BuzzFeed, situs crowdfunding itu menyebutkan bahwa mereka akan melarang kampanye dari anti-vaxxer serta orang lain yang membuat kampanye kesehatan yang tidak didasarkan pada sains.
Mereka tidak menyebutkan kapan pemblokiran ini akan mulai berlaku. Namun, keputusan ini muncul setelah adanya sebuah kampanye yang berhasil mendapatkan USD86.543 (Rp1,2 miliar) untuk menyebarkan mitos anti-vaksin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Indiegogo akan tetap membiarkan kampanye yang sudah terlanjur berjalan tersebut, tapi mereka ingin memastikan bahwa tidak ada kampanye serupa yang dibuat di masa depan.
Ini bukan pertama kalinya situs crowdfunding mencegah konten anti-vaksin. Pada akhir Maret, GoFundMe juga mengumumkan pemblokiran serupa.
Namun, keputusan Indiegogo untuk melarang kampanye anti-vaksin berarti para aktivis anti-vaksin kini tidak lagi memiliki sumber pendapatan yang memadai. Sebelum ini, Amazon juga telah menghapus dokumenter anti-vaksin di Prime Video.
Dalam semua kasus ini, terlihat bahwa perusahaan internet mulai menyadari peran mereka dalam menyebarkan misinformasi. Mereka memutuskan untuk melarang konten yang berpotensi membahayakan masyarakat daripada dituduh berperan dalam memperburuk masalah di kehidupan nyata.
Terkait vaksin, banyaknya jumlah anti-vaxxer dapat membahayakan masyarakat karena dapat mendorong terjadinya wabah penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Tentutnya, Indiegogo tidak ingin dituduh memiliki peran dalam terjadinya wabah.
(MMI)