Langkah ini menjadi peringatan keras bagi pelaku bisnis yang belum melakukan migrasi ke sistem operasi yang lebih baru, karena setiap perangkat yang masih menjalankan Windows 10 kini menjadi rentan terhadap berbagai ancaman siber.
Penghentian dukungan ini berarti perangkat Windows 10 untuk bisnis tidak akan lagi menerima tiga hal utama:
Pembaruan Keamanan (Security Update): Tanpa pembaruan keamanan, sistem akan lebih mudah ditembus oleh malware, virus, dan ransomware yang terus berkembang. Mengatasi ancaman siber yang meningkat setiap hari akan menjadi lebih sulit.
Pembaruan Fitur (Feature Update): Pengguna akan kehilangan akses ke fitur-fitur modern yang dirancang untuk produktivitas era digital, termasuk kemampuan AI seperti Copilot, yang terus ditingkatkan dan dapat diakses secara gratis melalui Windows 11 Pro. Fitur AI canggih lainnya seperti Windows Studio Effect, Live Captions untuk terjemahan real-time, dan fitur Recall untuk penemuan file yang cepat juga tidak akan bisa dinikmati.
Bantuan Teknis (Technical Support): Microsoft tidak akan lagi memberikan bantuan teknis untuk kendala perangkat yang masih menggunakan Windows 10.
Risiko operasional dan finansial yang mengintai jika tidak segera upgrade meliputi serangan malware dan ransomware yang memanfaatkan celah keamanan lama, kebocoran data sensitif, downtime operasional, serta pembengkakan biaya perbaikan sistem.
Dalam dunia bisnis yang serba digital, gangguan beberapa jam saja dapat merusak kepercayaan pelanggan dan performa keuangan perusahaan. Selain itu, ketersediaan suku cadang untuk perangkat lama juga semakin terbatas, membuat perbaikan memakan waktu lebih lama atau bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali.
Microsoft mendesak semua pengguna untuk beralih ke Windows 11 Pro, sistem operasi modern yang menawarkan keamanan tingkat lanjut dan pengalaman kerja yang lebih efisien. Lie Heng, Direktur PT. Synnex Metrodata Indonesia (SMI), menegaskan bahwa upgrade adalah langkah strategis bukan hanya untuk keamanan, tetapi juga untuk efisiensi dan penghematan biaya jangka panjang.
Studi Microsoft menunjukkan bahwa bisnis yang bermigrasi ke Windows 11 mengalami penurunan biaya pemeliharaan IT hingga 64%, sekaligus meningkatkan Return on Investment (ROI) secara keseluruhan.
Untuk memastikan kesiapan perangkat, pengguna disarankan mengunduh aplikasi PC Health Check sebelum melakukan migrasi. PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), sebagai authorized distributor, siap menjadi mitra terpercaya dengan memberikan dukungan menyeluruh, mulai dari konsultasi solusi, penyediaan lisensi resmi, hingga layanan purna jual yang komprehensif.
Bagi perusahaan, transisi ke Windows 11 Pro adalah momentum penting untuk memperkuat keamanan data, menekan biaya pemeliharaan, serta menciptakan lingkungan kerja yang modern dan produktif.
SMI adalah perusahaan patungan antara PT Metrodata Electronics, Tbk (MTDL) dan Synnex Technology International Corp yang fokus pada Bisnis Distribusi Digital dengan lini Solusi dan Distribusi. SMI bermitra dengan perusahaan TI kelas dunia dan memiliki tujuh sentra distribusi di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id