Kelima pemodal ventura BUMN tersebut adalah Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures dari Telkom Group, BRI Ventures, BNI Ventures, dan Telkomsel Mitra Inovasi. Eddi Danusaputro ditunjuk sebagai Ketua PMO Merah Putih Fund.
Eddi menegaskan bahwa Merah Putih Fund bukan ingin mendanai startup atau perusahaan rintisan yang sukses menjadi unicorn maupun decacorn melainkan soonicorn atau soon-to-be unicorn.
“Lima perusahaan BUMN bersinergi menghimpun dana kelola awal untuk Merah Putih Fund yang berfokus pada soonicorn sebesar USD300 juta atau setara Rp4,3 triliun,” katanya. Eddi menjelaskan juga beberapa kriteria utama perusahaan yang bisa mendapatkan pendanaan Merah Putih Fund.
Pertama adalah perusahaan harus berasal dari Indonesia, kemudian fokus dan kedudukan perusahaan rintisan berada di Tanah Air sehingga membayar pajak di Indonesia. Kriteria selanjutnya adalah memiliki rencana ‘exit’ dan IPO di Indonesia.
Eddi juga mengakui bahwa pendanaan dari Merah Putih Fund agnostik atau menyasar semua sektor mulai dari teknologi, logistik, edutech maupun fintech dan lainnya. Dia menegaskan bahwa startup yang berhak mendapatkan dukungan adalah yang hampir menjadi unicorn.
Tidak hanya menerima pendanaan tapi startup yang menerima dukungan Merah Putih Fund juga akan dibawa masuk ke ekosistem BUMN jadi ada kemungkinan diajak ke BUMN yang membutuhkan atau sesuai dengan sektornya.
Merah Putih Fund (MPF) merupakan inisiatif strategis dari lembaga pendanaan gabungan BUMN untuk perusahaan rintisan (startup) ang mendapat dukungan penuh dari Menteri BUMN, Erick Thohir dan diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo pada tanggal 17 Desember 2021 lalu.
MPF berhasil mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 18 Juli 2022. Harapannya MPF dapat menjadi platform untuk mendukung akselerasi startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn melalui kolaborasi bisnis dan modal, dan juga membangun sinergi potensi solusi digital di berbagai sektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News