Bruteforce adalah metode serangan siber yang mencoba menebak kata sandi atau kunci enkripsi dengan mencoba semua kemungkinan kombinasi karakter hingga menemukan yang benar. Serangan ini sering kali digunakan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem dan data sensitif. Protokol Desktop Jarak Jauh (RDP), yang memungkinkan akses jarak jauh ke komputer Windows, menjadi sasaran utama dalam serangan ini.
Menurut laporan Kaspersky, solusi keamanan mereka mendeteksi dan memblokir lebih dari 53 juta serangan bruteforce di seluruh Asia Tenggara antara Januari hingga Desember 2024. Indonesia dan Malaysia mencatat peningkatan dua digit dalam serangan ini.
Indonesia mengalami lonjakan sebesar 25%, dengan 14.662.615 serangan RDP tercatat pada tahun 2024, dibandingkan dengan 11.703.925 serangan pada tahun 2023. Malaysia juga mengalami peningkatan sebesar 14%.
Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, menyoroti bahwa rata-rata ada lebih dari 145.000 upaya pembobolan kata sandi dan enkripsi perusahaan dan UMKM di Asia Tenggara setiap harinya.
Jumlah ini sangat mengkhawatirkan mengingat kurangnya staf keamanan siber di kawasan ini. Hia menambahkan bahwa dengan kemajuan layanan Kecerdasan Buatan (AI), penjahat siber kini memiliki alat yang lebih canggih untuk menebak kata sandi dan memecahkan enkripsi dengan lebih cepat.
Kaspersky menekankan pentingnya bagi bisnis untuk meningkatkan postur keamanan siber mereka. Beberapa tindakan perlindungan yang disarankan termasuk menggunakan kata sandi yang kuat, membuat RDP hanya tersedia melalui VPN perusahaan, menggunakan Autentikasi Tingkat Jaringan (NLA), mengaktifkan autentikasi dua faktor jika memungkinkan, dan menonaktifkan RDP jika tidak digunakan. Selain itu, penggunaan solusi keamanan yang andal seperti Kaspersky Next EDR Optimum juga sangat dianjurkan.
Kaspersky juga mengumumkan "Labor Day Promo" yang menawarkan diskon hingga 41% dan voucher Grab, yang berlaku dari 1-31 Mei 2025. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web Kaspersky Indonesia.
Dengan ancaman bruteforce yang terus meningkat, bisnis di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara harus mengambil langkah proaktif untuk melindungi diri mereka dari serangan siber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
