Acara ini dihadiri oleh lebih dari 180 talenta muda yang antusias untuk mendalami dunia industri game dan membangun karir di dalamnya. "Game Beyond Borders" bertujuan untuk membekali para peserta dengan wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bersaing di industri pengembangan game, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah global.
Fokus utama acara ini adalah mempersiapkan talenta muda untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan yang ada di industri yang dinamis ini. Acara ini menghadirkan dua sesi diskusi inspiratif dengan tokoh-tokoh berpengalaman di industri game.
Lee Marvin, Full-cycle Game Development Business Head Agate, berbagi pengalamannya dalam membangun jaringan dengan mitra global melalui sesi "Strategi Networking dengan Mitra Global".
Lee Marvin menjelaskan pentingnya membangun relasi dalam industri game dan membagikan pengalamannya menjalin kerja sama dengan mitra global dari berbagai negara, mulai dari Arab Saudi, Amerika Serikat, hingga Korea Selatan.
Sesi kedua diisi oleh Arya Rakha, alumni Agate Academy yang saat ini sedang menempuh pendidikan magister di bidang game design di Portugal. Arya, yang juga merupakan penerima beasiswa Erasmus Mundus, berbagi "Tips Membangun Karier Game Development di Luar Negeri".
Dalam sesi ini, Arya membagikan pengalamannya meraih beasiswa Erasmus Mundus yang bergengsi serta peran Agate Academy dalam perjalanan kariernya di industri pengembangan game.
“Melalui acara ini, kami ingin membantu talenta muda memahami seperti apa berkarir di industri game yang sesungguhnya, yang dinamis, penuh tantangan, tapi juga penuh peluang,” ungkap CEO Agate Academy, Restya Astari.
“Kami percaya, jika dipersiapkan dengan baik, talenta lokal tidak hanya bisa masuk ke industri ini, tapi juga tumbuh dan membawa dampak nyata untuk keberlanjutan ekosistem game nasional,” ujarnya.
Acara "Game Beyond Borders" juga menampilkan berbagai game karya talenta lokal yang sebelumnya pernah mengikuti program pelatihan Agate Academy, di antaranya: Dungeon Hotpot oleh Renala Games, As I Began to Dream oleh Strayflux, dan Project Radiant oleh Ananda Syafakhatul Azmi bersama tim.
Direktur Game Kementerian Ekonomi Kreatif (EKRAF), Luat Sihombing, turut hadir dalam acara ini untuk memberikan penjelasan kepada talenta muda mengenai berbagai program dukungan pemerintah bagi industri game nasional.
Melalui acara "Game Beyond Borders," terlihat bahwa industri pengembangan game di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Hal ini tercermin dari meningkatnya kualitas karya talenta lokal yang mampu bersaing di pasar global, keberagaman dukungan konkret dari pemerintah, serta antusiasme yang tinggi dari generasi muda untuk berkarir di industri ini.
Momentum ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pemain penting dalam industri game di tingkat global.
Sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Game Nasional, hadirnya Agate Academy diutamakan untuk mendukung peningkatan sumber daya manusia di industri game.
Sejak tahun 2019, Agate Academy telah membina lebih dari 7.500 talenta game di Indonesia, dengan jaringan ke lebih dari 345 sekolah dan perguruan tinggi. Agate Academy terus berinovasi menghadirkan berbagai program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri, termasuk program terbarunya yang ditujukan untuk mahasiswa, yaitu Game Development Professional Program.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
