Mengutip GSM Arena, karena pesaingnya seperti Apple Music telah memperkenalkan katalog lossless miliknya, hal ini menyebabkan Spotify menunda peluncuran paket HiFi, secara internal disebut sebagai Supremium.
Laporan menyebut bahwa HiFi mungkin telah siap untuk diluncurkan, namun pengguna juga diperingatkan soal kenaikan harga berlangganan, meski informasi jumlah peningkatan harga secara pasti tersebut tersedia.
Beberapa bulan lalu, beredar survey mengindikasikan kenaikan harga sebesar USD20 (Rp300.120), dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan harga paket berlangganan premium sebesar USD10 (Rp150.010).
Sementara itu, selama beberapa tahun terakhir, Spotify telah merambah ranah podcast dengan kesuksesan dan kegagalan. Tidak hanya podcast, Spotify juga telah merambah ranah buku dalam format audio, atau audiobook.
Saat ini, produk tersebut dijual satu per satu, bertolak belakang dengan pendekatan lengkap dan menyeluruh untuk layanan streaming. Hal ini dapat segera berubah saat paket Premium bisa mendapatkan akses ke audiobook.
Pengguna akan dibatasi terkait frekuensi mereka dapat mendengarkan musik, meski belum tersedia informasi pasti keterbatasan jumlah atau durasi konten yang dapat didengarkan setiap pada bulannya.
Perluasan akses ke audiobook diperkirakan akan menjalani proses uji coba di beberapa pasar terlebih dahulu sebelum dirilis di pasar Amerika Serikat, diprediksi akan terjadi pada bulan Oktober mendatang.
Sebagai perbandingan, paket berlangganan per bulan Apple Music sebesar USD11 (Rp165.066) atau USD6 (Rp90.036) per bulan untuk pelajar, dan telah termasuk akses ke katalog musik lossless.
Sementara itu, Amazon baru-baru mengumumkan harga untuk paket berlangganan Music Unlimited sebesar USD11 (Rp165.066), atau USD9 (Rp135.058) bagi pelanggan Amazon Prime.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
