Mengutip GSM Arena, pada forum pegawai perusahaan, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengakui bahwa penjualan ini diperlukan karena unit smartphone tengah berada dalam tekanan besar akibat tidak tersedianya elemen teknis yang dibutuhkan.
Ren juga menambahkan bahwa Huawei dapat melalui masa sulit ini, namun memutuskan untuk menjual Honor sehingga pegawai yang dipekerjakannya, serta distributor, tidak akan kehilangan pekerjaan jika saluran penjualan mengalami penurunan performa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, Ren juga menyebut bahwa terpaan berbagai sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Huawei mendorongnya untuk memahami bahwa politisi Amerika tertentu ingin menghancurkan mereka, tidak hanya memperbaiki kesalahan yang dibuatnya.
Dengan demikian, Ren mengutarakan keinginannya agar Honor menjadi kompetitor terbesar Huawei setelah perpisahan mereka, dan menyebut bahwa pegawai Honor harus termotivasi untuk melampaui pencapaian mantan perusahaan induknya.
Honor mungkin membutuhkan waktu panjang untuk dapat memperoleh pencapaian setara Huawei, sebab saat ini, penjualan smartphone Honor berkontribusi sebesar 26 persen dari pendapatan total Huawei selama Q3 2020.
Sebelumnya, Huawei dilaporkan mengembangkan komputer desktop yang didukung oleh chipset karyanya. Upaya Huawei ini disebut sebagai bagian dari proyek lebih besar di Tiongkok untuk menghentikan ketergantungannya dengan teknologi karya perusahaan asal negara Barat.
(MMI)