Dalam presentasinya, Prof. Rokhis menekankan bahwa laporan Indonesia selaras dengan tema APRSAF tahun ini, yaitu “Empowering the Region through Space Ecosystems in Action.” “Atas nama BRIN, merupakan kehormatan bagi kami untuk menyampaikan Indonesia Country Report di APRSAF-31 di Cebu. Kami membawa perkembangan terkini dari lima area utama kegiatan keantariksaan Indonesia,” ucap Prof. Rokhis pada tim Humas, Kamis (20/11) disela kesempatan rangkaian kegiatan tersebut.
Dijelaskan Rokhis, kelima bidang itu menjadi strategi BRIN dalam upaya mendorong transformasi keantariksaan di Indonesia. Adapun lima bidang penting tersebut, yaitu pendidikan keantariksaan, pengembangan satelit, hukum dan kebijakan antariksa, aplikasi teknologi antariksa, serta perkembangan industri keantariksaan nasional.
“Indonesia terus berupaya memperkuat sumber daya manusia pada sektor keantariksaan. Salah satu kegiatan utama adalah partisipasi dalam KIBO Simulation Run 2025, yang memberikan kesempatan bagi pelajar dan peneliti muda untuk memahami simulasi operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Selain itu, BRIN aktif menyelenggarakan edukasi publik mengenai debris antariksa serta pelatihan pemanfaatan data satelit untuk mitigasi bencana, pertanian, perencanaan kota, dan perlindungan lingkungan,” tuturnya.
Dalam bidang pengembangan satelit, Indonesia tengah menyiapkan misi A5/NEI-1 sebagai bagian dari penguatan kerja sama regional dalam pengamatan bumi. Indonesia juga berhasil meluncurkan satelit komunikasi Nusantara Lima untuk memperluas layanan internet hingga ke daerah terpencil.
Ke depan, Indonesia merencanakan konstelasi satelit Nusantara untuk meningkatkan kemampuan observasi dan komunikasi. “Dengan bergerak menuju konstelasi, Indonesia mengikuti tren global serta menyiapkan regulasi, teknologi, dan SDM untuk menghadapi dinamika lingkungan antariksa yang semakin kompleks,” jelas Rokhis.
Dalam ranah kebijakan, BRIN mengeluarkan Peraturan BRIN No. 1/2025 tentang Penyelenggaraan Penginderaan Jauh serta Peraturan BRIN No. 5/2025 tentang Platform Geoinformatika. Dua regulasi ini memperkuat tata kelola data satelit dan integrasi berbagai jenis data spasial untuk mendukung pembangunan nasional.
“Indonesia juga tengah merevisi regulasi keantariksaan nasional dan membentuk unit baru yang terkait dengan perencanaan ruang angkasa di bawah Bappenas. Upaya ini diperkuat oleh kolaborasi melalui National Observatory (OBNAS) dengan Kyoto University dalam pengembangan space economy dan inovasi digital,” imbuhnya.
Indonesia aktif memanfaatkan data satelit melalui inisiatif internasional seperti UN-SPIDER dan SAFE dalam menangani banjir, kebakaran hutan, longsor, dan ancaman pesisir. BRIN juga mengembangkan GEOMIMO, platform pengolahan data satelit untuk pangan, kehutanan, pesisir, dan tata ruang, serta SATGPT, yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat data satelit lebih mudah digunakan oleh pengambil keputusan.
Teknologi antariksa Indonesia juga ditampilkan dalam Indo Defence Expo 2025, yang menyoroti peran strategis satelit dalam komunikasi, pengawasan, dan keamanan nasional.
Industri keantariksaan Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. Perusahaan rintisan seperti PT TechnoGIS Indonesia mulai mengembangkan sensor satelit dan layanan geospasial. PT Len menyoroti pentingnya penguatan Space Situational Awareness (SSA) sesuai agenda keberlanjutan global. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menekankan urgensi regulasi orbit, termasuk mitigasi risiko Kessler Effect. Sementara PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menggunakan data satelit untuk asuransi pertanian, bekerja sama dengan BRI Sat dalam mendukung inklusi keuangan.
Prof. Rokhis menegaskan bahwa kemajuan berbagai sektor ini menunjukkan perkembangan ekosistem keantariksaan nasional. “Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia terus membangun ekosistem antariksa yang kuat, dari pendidikan hingga industri, dari aplikasi hingga kebijakan. Kami berharap Indonesia dapat terus berkontribusi bagi komunitas APRSAF dan visi bersama kita untuk memperkuat kawasan melalui aksi nyata ekosistem keantariksaan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id