Foto: BRIN
Foto: BRIN

SISTEN 2025, Pemanfaatan Teknologi Nuklir Demi Kedaulatan Energi

Mohamad Mamduh • 08 Oktober 2025 08:04
Jakarta: Saat ini tantangan global semakin kompleks, untuk menghadapi tantangan tersebut Indonesia dituntut memiliki strategi pembangunan yang berbasis ilmu sains dan teknologi. Salah satu sains dan teknologi strategis yang menjadi perhatian adalah nuklir, tidak hanya terbatas pada bidang energi, tetapi juga non energi.
 
Sehubungan dengan hal itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) menyelenggarakan Simposium Sains dan Teknologi Nuklir Tahun 2025 dengan tema "Bersama Nuklir, Membangun Negeri Menuju Kedaulatan Energi” secara hybrid  di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie Serpong, Tangerang Selatan pada 1-2 Oktober 2025.
 
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri mengatakan simposium ini sebagai wadah bertukar pengalaman untuk melihat kemajuan pembangunan ketenaganukliran di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya sektor energi dan swasembada energi untuk kedaulatan dan kesejahteraan bangsa. “Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi bagi para stakeholder yang ingin nuklir lebih maju dan mensejahterakan kita bersama,” katanya.

Syaiful berharap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi kunci dalam transisi energi sampai dengan tahun 2060. “Menurut informasi pada tahun 2032 akan dibangun Small Modular Reactor (SMR) di Bangka dan Kalimantan Barat, masing-masing 20 MW. Mudah-mudah hal ini menjadi titik tolak kita bersama untuk memulai pembangunan ini,” ujarnya.
 
“BRIN sangat membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun PLTN pertama di Indonesia yaitu PLTN yang aman dan selamat,” imbuhnya. 
 
Sayiful menambahkan teknologi nuklir tidak hanya terkait dengan energi, teknologi nuklir juga dapat dimanfaatkan dalam bidang non energi seperti pangan, kesehatan dan industri, Dirinya berharap nuklir non energi mendapat dukungan dari bebagai pihak sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat sehari-hari.
 
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyampaikan dengan adanya sinergi Sumber Daya Manusia (SDM) periset dari lintas disiplin dari berbagai instansi, BRIN memiliki kapasitas SDM pendukung di sektor nuklir yang jauh lebih memadai. “Kita memiliki periset dari material sains, AI, elektronika, informatika yang semuanya bagian dari pendukung sektor nuklir yang sangat krusial di era modern ini,” ungkapnya.
 
Ia menuturkan, saat ini BRIN berupaya memperkuat pengelolaan infrastruktur ketenaganukliran agar lebih fokus melakukan riset dan layanan. Handoko mengatakan BRIN memiliki tiga  program riset dan inovasi di sektor ketenaganukliran yaitu teknologi nuklir berbasis reaktor, teknologi nuklir berbasis akselerator dan teknologi pendukung ketenaganukliran.
 
Dirinya juga menyebut HIMNI merupakan mitra utama dalam mengembangkan komunitas dan pemahaman yang benar terkait nuklir, sehingga dapat mempercepat dan merealisasikan program serta benefit dari teknologi nuklir. “Indonesia adalah negara yang cukup besar, kita tidak mungkin bisa hidup tanpa teknologi nuklir, kita harus memanfaatkan teknologi nuklir  seoptimal mungkin bagi kemaslahatan, pembangunan dan peningkatan kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara kita,” tandasnya.
 
Narasumber dari HIMNI, Ketua Umum HIMNI, Susilo Widodo membeberkan peran HIMNI dalam pengembangan ekosistem ketenaganukliran. Sisilo mengatakan HIMNI menghimpun para pakar, penggiat dan pemerhati iptek nuklir dalam mempromosikan pengembangan dan pemanfaatan sains dan teknologi nuklir, terutama di bidang energi.
 
“Misi HIMNI yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan resiko sains dan teknologi nuklir serta mempromosikan pemanfaatan sain dan teknologi yang aman seefisien dan ramah lingkungan serta mengeliminasi segmen negatif tentang nuklir,” bebernya.
 
Narasumber lainnya, Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia, Anton Nugroho memaparkan peran Unhan dalam menyiapkan SDM ketenaganukliran untuk mendukung kedaulatan energi. Menurutnya, di era globalisasi dan dinamika politik yang semakin kompleks, penguasaan teknologi strategis menjadi kebutuhan utama dalam memperkuat ketahanan nasional. 
 
“Salah satu bidang teknologi yang memiliki dampak signifikan terhadap kemandirian dan keamanan nasional adalah teknologi nuklir, oleh karena itu penyiapan SDM unggul di bidang ketenaganukliran  menjadi salah satu fokus strategi dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia,” paparnya.
 
Anton mengungkapkan Unhan berencana akan membuka program studi kenukliran. Ia juga menyebut para mahasiswa Unhan telah bekerja sama dengan BRIN dalam melakukan kegiatan riset. 
 
Terkait menghadapi tantangan dalam energi, Anton mengajak untuk berkomitmen menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada impor energi. “Disinilah energi nuklir hadir sebagai solusi strategis, bersih, bebas emisi, langsung stabil sebagai best load yang handal dan biaya listriknya kompetitif. Kebijakan ini sejalan dengan visi Presiden dan target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060,” terangnya.
 
Narasumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan - ESDM , Andriyah Feby Misna mejelaskan upaya meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi nasional. Andriyah berkata penggunaan energi fosil di Indonesia masih cukup besar dan menyumbang 70 % lebih emisi gas rumah kaca. ”Energi fosil masih mendominasi 85 % dari pembangkit Listrik, Energi Baru Terbarukan kurang lebih 15 %,” jelasnya.
 
Andriyah juga menerangkan dampak dari penggunaan energi fosil dan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim seperti cuaca ekstrim yang lebih sering, naiknya permukaan air laut, permasalah pada ketahanan pangan, kesehatan dan ekonomi. 
 
“Untuk bisa memitigasi dari emisi gas rumah kaca ini maka salah satu upaya yang kita lakukan adalah bagaimana kita memanfaatkan energi dan juga energi terbarukan kedepannya nanti. Kita berkomitmen untuk mewujudkan Net Zero Emision,” terangnya.
 
Andriyah mengatakan dalam sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tentang Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), energi nuklir dipertimbangkan sebagai energi bersih untuk mendukung upaya dalam dekarbonisasi dan ketahanan energi nasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan