Pada hari terakhir konferensi tersebut, Tsai membagikan visinya terkait lanskap AI, menekankan pentingnya model AI yang dirancang khusus untuk aplikasi praktis. Dia menekankan bahwa era persaingan untuk mendominasi AI secara umum mulai bergeser ke pengembangan model yang memberikan dampak ekonomi nyata dan produktivitas.
“Persaingan AI bukanlah tentang siapa yang memiliki anak paling cerdas,” kata Tsai. “Yang paling penting adalah menciptakan model AI khusus yang memberikan dampak ekonomi nyata dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.”
Tsai menekankan bahwa inovasi AI di masa depan akan didorong oleh perusahaan-perusahaan yang berfokus pada pengurangan biaya pelatihan dan inferensi, serta menyelaraskan skala teknologi dengan kondisi ekonomi.
Menurutnya, pendekatan ini akan membuat pengembangan AI yang lebih inklusif, membuka peluang lebih luas, dan memberikan manfaat nyata bagi konsumen melalui aplikasi baru yang inovatif.
Alibaba telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam inisiatif AI dan open-source. Platform andalannya, Model Scope-komunitas open-source terbesar di Cina, memberikan akses kepada startup, usaha kecil, peneliti, dan developer untuk menggunakan model AI yang terbaru.
Dengan membuka akses gratis ke teknologi AI yang dikembangkannya sendiri, Alibaba bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi bagi berbagai pemangku kepentingan.
Pada Agustus 2023, Alibaba merilis model open-source pertamanya, Qwen-7B, yang sejak saat itu telah menginspirasi pengembangan lebih dari 90.000 model turunan di seluruh dunia.
Selanjutnya, pada 2024, mereka merilis 100 model Qwen2.5 terbaru–dengan ukuran mulai dari 0,5 hingga 72 miliar parameter, yang menghadirkan peningkatan kemampuan dalam pemahaman multibahasa, coding, dan matematika.
Model multi-modalnya, seperti Qwen2.5-VL dan Qwen2.5-1M, telah menunjukkan kemampuan canggih dalam memroses input yang kompleks dan penalaran visual. Adopsi yang luas terhadap model-model ini mencerminkan kepemimpinan Alibaba dalam inovasi teknis sekaligus penerapan praktis AI.
Alibaba mencapai sebuah pencapaian penting dengan menjadi perusahaan pertama di dunia yang merilis reasoning AI model, QwQ, sebagai Open-Source. Langkah ini mencerminkan dedikasi Alibaba terhadap transparansi dan kolaborasi dalam industri. Kemampuan analitis QwQ serta ketersediaannya secara terbuka memperkuat visi Alibaba dalam pembangunan ekosistem AI yang beragam dan dapat dipercaya.
World Government Summit, yang kini memasuki tahun ke-12, telah menjadi platform utama untuk membahas inovasi dan kolaborasi global. Acara tahun ini, yang diselenggarakan pada tanggal 11-13 Februari, menghadirkan lebih dari 200 pembicara, termasuk para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, dan pelaku usaha.
Dalam pidatonya di konferensi tersebut, Joe Tsai menekankan bagaimana pertimbangan ekonomi semakin membentuk pengembangan AI. Dengan menyelaraskan inovasi dengan keterjangkauan, Joe Tsai mencatat bahwa lebih banyak developer dan pelaku usaha dapat berkontribusi dalam memajukan bidang ini.
Menurut Tsai, perubahan ini sangat penting untuk membuka potensi penuh AI dan memberikan manfaat nyata bagi pengguna di seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News