“Ramadan menjadi momen introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, salah satunya menjadi pribadi ikhlas, terlebih lagi dalam kaitannya kita harus kembali menjalani Ramadan di masa pandemi," papar Harumi Supit, Head of Corporate Communication Ovo.
“Berdasarkan data Lembaga Penelitian SurveyMeter, pada akhir Mei 2020 tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi meningkat, 55 persen mengalami gangguan kecemasan dan 58 persen mengalami gangguan depresi," kata Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi, Psikolog, PGCertPT.
"Ketidak ikhlasan dalam menerima masalah, takdir, atau apa yang ada dalam hidup akan menghalangi kebahagiaan dan menurunkan kualitas hidup, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, berupayalah untuk ikhlas, sabar, dan senantiasa bersyukur.”
Irma juga memberikan tips beribadah maksimal dengan fisik dan mental yang sehat:
I: Isi waktu dengan mencari kesibukan atau kegemaran baru
K: Kajian, tadarus, buka puasa, sahur online bersama keluarga dan teman-teman
H: Hayati dan menerima segala bentuk cobaan yang diberikan Tuhan adalah bagian dari proses
pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu
L: Luangkan waktu untuk menjaga kebugaran dan merawat diri
A: Abaikan informasi atau berita yang memberikan dampak negatif pada kesehatan mental
S: Saling mendukung, saling mengingatkan dan memberdayakan sehingga daya tahan
keluarga meningkat dan lebih bahagia
Pada kesempatan yang sama, Ovo mengumumkan survei perilaku masyarakat Indonesia terkait pengelolaan keuangan di bulan Ramadan dan masa pandemi. Survei tersebut mengungkap beberapa fakta, antara lain:
1. 6 dari 10 orang mengaku sulit mengatur keuangan selama Ramadan, terlebih karena kebutuhan cenderung lebih banyak.
2. 52 persen orang menggunakan dana darurat (yang ditarik dari tabungan / investasi) guna memenuhi kebutuhan saat Ramadan.
3. 4 dari 10 orang melenceng jauh dari rencana awal terkait perencanaan keuangan saat Ramadan.
4. 43 persen orang menggunakan seluruh THR-nya untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri.
5. Hanya 4 dari 10 orang yang menyimpan THRnya untuk tabungan jangka panjang.
6. 50 persen orang akan tetap memberi THR meskipun tidak dapat bertemu saudara dan kerabat. THR tersebut akan dibagikan melalui transfer.
7. Tidak mendapat THR menjadi kekhawatiran terbanyak yang dipilih responden terkait Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
8. Mayoritas responden memilih untuk menyalurkan THR sebagai hadiah untuk orang lain, kebutuhan sehari-hari, ditabung dan berinvestasi.
“Dari survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan. Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, antara lain tidak membuat perencanaan/ anggaran dan tidak mencatat pengeluaran," kata Perencana Keuangan Lolita Setyawati CFP.
Lolita juga menambahkan beberapa tips mengatur keuangan selama Ramadan, yaitu:
1. Buatlah daftar prioritas sesuai kebutuhan
2. Siapkan dana ekstra untuk kebutuhan tambahan
3. Belanja di awal atau dicicil sebelum bulan Ramadan
4. Buatlah menu sahur dan buka puasa untuk menghindari pembelanjaan makanan yang impulsif
“Ovo berharap hasil survei pengelolaan keuangan ini dapat membantu masyarakat Indonesia mengatur kelola keuangan lebih baik dan kita bersama dapat meraih ikhlas, menerima kondisi ini dan terus bersemangat menjalani Ramadan yang khidmat,” tutup Harumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id