Ilustrasi.
Ilustrasi.

Hoaks di Seputar Gempa Palu

Ellavie Ichlasa Amalia • 02 Oktober 2018 12:20
Jakarta: Sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah terjadi bencana gempa dan tsunami di kawasan Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah, beredar hoaks di media sosial dan platform chatting. Hoaks tersebut ditemukan oleh Kemneterian Komunikasi dan Informatika sejak Sabtu, 29 September 2018 kemarin. 
 
Salah satu hoaks yang beredar menyebutkan bahwa bendungan Bili-Bili yang terletak di kabupaten Gowa mengalami keretakan. Padahal, ketika Polsek Mamuju Gowa mengunjungi bendungan tersebut, bendungan itu masih berada dalam keadaan baik. 
 
Hoaks di Seputar Gempa Palu

Selain itu, juga tersebar foto yang diaku sebagai foto korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Memang, foto itu merupakan foto korban dari bencana dan gempa, tapi korban dalam foto itu adalah korban bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2014. Foto itu disebarkan dan disebutkan sebagai korban bencana di Palu. 
 
Hoaks di Seputar Gempa Palu
 
Kabar bohong lain yang beredar adalah tentang walikota Palu telah meninggal. Faktanya, Walikota Palu Hidayat kini masih ikut aktif dalam menanggapi bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
 
Hoaks lain tampaknya berusaha untuk menciptakan kepanikan di kalangan masyarakat, mengingat hoaks itu menyebutkan bahwa akan ada gempa susulan. Begitu juga dengan hoaks yang menyebutkan bahwa pada hari ini, 2 Oktober, akan kembali terjadi gempa.
 
Kepala Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulan Bencana) mengatakan bahwa tidak ada cara untuk memprediksi gempa secara pasti.
 
Hoaks di Seputar Gempa Palu
 
Beredar gambar relawan FPI (Front Pembela Islam) yang disebutkan membantu korban gempa Palu. Namun, para relawan FPI itu sebenarnya sedang membantu korban longsor di Tegal Panjang, Sukabumi.
 
Hoaks lain mengatakan bahwa telah ditemukan mayat dari orang yang meminta gempa. Itu berita salah. Sebenarnya, gambar itu adalah gambar dari kejadian di Sungai Siak, Pekanbaru, Riau. 
 
Terakhir, berita yang menyebutkan bahwa ada penerbangan gratis dari Makassar ke Palu untuk keluarga korban. Yang sebenarnya terjadi adalah TNI Angkatan Udara menggunakan pesawat Hercules untuk pergi ke Palu, mereka mengutamakan paramedis dan berbagai bantuan lain, mulai dari bantuan logistik, obat-obatan, makanan siap saji dan alat berta.
 
Sementara proses pengangkutan pengungsi dari Palu ke Makassar mengutamakan orang-orang lanjut usia, anak-anak dan wanita. 
 
"Kementerian Kominfo mengimbau agar seluruh masyarakat tidak mudah mempercayai  dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya," kata Plt. Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan