Inisiatif ini mencakup kolaborasi yang diperbarui dengan Cyber Security Agency of Singapore (CSA) untuk memperkuat pertahanan siber nasional, adopsi keamanan bertenaga AI canggih oleh lembaga sektor publik, dan program baru untuk membantu bisnis lokal serta individu dalam mempertahankan diri dari ancaman digital.
Google dan CSA telah memperbarui upaya kolaboratif mereka melalui Memorandum Kerja Sama. Ini akan memfasilitasi berbagi intelijen berbasis AI mengenai ancaman siber, memungkinkan operasi bersama melawan aktivitas berbahaya, kolaborasi teknis pada solusi keamanan bertenaga AI, serta upaya peningkatan kapasitas.
Ini merupakan kelanjutan dari upaya sejak tahun 2023, termasuk kotak pasir agen AI khusus antara Google, GovTech, CSA, dan IMDA untuk menguji solusi agen untuk kasus penggunaan sektor publik guna mengantisipasi risiko yang terus berkembang.
"Seiring AI meresapi lebih banyak aspek kehidupan kita sehari-hari, keamanan AI menjadi lebih kritis, terutama dalam mengembangkan area seperti AI agen,". kata David Koh, Chief Executive CSA. Royal Hansen, Vice President, Engineering, Google, menambahkan AI telah memberi kita kesempatan bersejarah untuk membentuk kembali lanskap keamanan siber.
“Dengan memanfaatkannya secara proaktif, kita dapat mengubah keseimbangan dari penyerang ke pembela untuk memperkuat ketahanan siber."
Peningkatan penggunaan AI di sektor publik menuntut keamanan canggih. Oleh karena itu, lembaga pemerintah seperti Government Technology Agency of Singapore (GovTech Singapore) telah mengadopsi Google Cloud Cybershield.
Cybershield diklaim mengatasi kelemahan pertahanan tradisional seperti data yang terfragmentasi, wawasan penyerang yang terbatas, dan kesenjangan talenta dengan menyediakan pertahanan siber berskala nasional berbasis AI dan intelijen. Ini dicapai melalui dua pilar: Pusat Operasi Keamanan (SOC) nasional yang memungkinkan deteksi ancaman terfederasi dan panduan ahli dari Mandiant untuk membangun kemampuan keamanan nasional.
Untuk mendukung usaha mikro-kecil menengah (UMKM) dan nirlaba, Google.org mendukung The Asia Foundation untuk mendirikan Klinik Keamanan Siber yang dipimpin mahasiswa di Temasek Polytechnic dan Singapore Polytechnic. Ini akan mencakup penyelenggaraan lokakarya Cyber Essentials untuk karyawan UMKM, membahas topik-topik penting seperti memahami serangan phishing dan strategi dasar pencadangan data, serta jangkauan komunitas dan peningkatan keterampilan.
Sebagai bagian dari Google.org APAC Cybersecurity Fund, klinik-klinik ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan siber UMKM dan nirlaba. Untuk membantu individu mempertahankan diri dari penipuan online, Google meluncurkan Be Scam Ready, sebuah permainan interaktif yang melatih pengguna untuk mengenali teknik manipulasi yang umum digunakan oleh penipu.
Dengan mengekspos orang pada versi yang dilemahkan dari taktik ini di lingkungan yang aman, permainan ini membantu membangun ketahanan psikologis terhadap upaya penipuan di masa depan.
Selain itu, Google baru-baru ini meluncurkan fitur keamanan baru di Google Messages untuk membantu pengguna menghindari dan mendeteksi penipuan. Ini termasuk "Tautan Lebih Aman" di Pesan yang kini memperingatkan pengguna ketika mereka mengklik tautan mencurigakan dalam pesan yang diduga spam.
Selanjutnya, ada alat Key Verifier baru Android di Pesan melindungi pengguna dari penipu dengan memungkinkan mereka memindai kode QR untuk kontak tepercaya. Pembaruan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian upaya untuk melindungi pengguna dari penipuan seluler, seperti fitur perlindungan penipuan yang ditingkatkan pada Google Play Protect, yang pertama kali diluncurkan di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
