Laporan ini menyoroti peningkatan signifikan dalam pendaftaran kursus Generative AI (GenAI) di Indonesia sebesar 237% dibandingkan tahun sebelumnya, jauh melampaui rata-rata Asia Pasifik (132%) dan global (195%).
Pencapaian ini menandakan percepatan pengembangan keterampilan digital di Indonesia, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi AI dan transformasi tenaga kerja di kawasan Asia Pasifik.
Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific Coursera, menyatakan bahwa Indonesia sedang mempersiapkan tenaga kerja yang melek digital, dengan AI menjadi fokus utama bagi perusahaan pemberi kerja. Para pembelajar pun merespons dengan membekali diri melalui keterampilan GenAI agar tetap relevan dan kompetitif.
Laporan ini juga mencatat bahwa pembelajar Indonesia menunjukkan tingkat kompetensi sebesar 41% dalam bidang bisnis, 58% dalam teknologi, dan 60% dalam data science.
Dalam AI Maturity Index yang baru diperkenalkan oleh Coursera, Indonesia menempati peringkat ke-43, yang mencerminkan kesiapan negara dalam membangun ekosistem riset kecerdasan artifisial, inovasi, dan talenta digital yang terus berkembang.
Namun, laporan tersebut juga menyoroti beberapa tantangan yang masih perlu diatasi. Meskipun pendaftaran kursus GenAI meningkat pesat, partisipasi perempuan hanya mencapai 28%, meskipun mereka mencakup 49% dari total pembelajar Coursera di Indonesia. Kesenjangan serupa juga terlihat dalam pendaftaran Sertifikat Profesional, di mana hanya 26% pendaftarnya adalah perempuan.
Selain keterampilan teknis, laporan ini juga menekankan pentingnya soft skills. Pembelajar Indonesia aktif membangun keterampilan seperti critical thinking, curiosity, dan creative thinking, yang dianggap penting di era kerja berbasis AI.
Hal ini sejalan dengan temuan dari laporan Future of Jobs 2025 dari World Economic Forum, yang mencatat bahwa 83% perusahaan di Indonesia memproyeksikan transformasi besar dalam operasional mereka pada 2030.
Untuk mencapai target 9 juta talenta digital pada tahun 2045, Indonesia membutuhkan tambahan sekitar 600.000 tenaga kerja digital baru setiap tahunnya. Saat ini, perguruan tinggi hanya menghasilkan sekitar 200.000 hingga 400.000 lulusan dengan keterampilan digital per tahun.
Oleh karena itu, diperlukan upaya nasional yang terarah dan kolaboratif, seperti memperluas kemitraan publik-swasta, mengintegrasikan micro-credential dalam pendidikan tinggi, serta meningkatkan akses terhadap pembelajaran daring. Mendorong partisipasi perempuan di bidang teknologi juga merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia secara menyeluruh.
Laporan Global Skills Report 2025 ini disusun berdasarkan data dari 170 juta pembelajar Coursera yang terdaftar antara Maret 2024 hingga Februari 2025, dan bertujuan untuk membantu pelaku bisnis, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam merancang program yang mampu menghadapi perubahan global yang cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
