Google Agentspace, sebuah inovasi AI yang menggabungkan pencarian tingkat perusahaan khas Google, AI percakapan, model Gemini, dan agen pihak ketiga, dirancang untuk memberdayakan karyawan dalam mengakses informasi, merangkum dokumen, dan menyederhanakan tugas melalui perintah bahasa alami. Solusi ini memungkinkan setiap karyawan bekerja lebih efisien dengan agen AI yang terhubung ke sistem perusahaan.
"Agen AI merupakan lompatan besar dibandingkan otomatisasi atau chatbot konvensional. Mereka mampu menjalankan alur kerja yang kompleks—mulai dari perencanaan, riset, hingga menghasilkan dan menguji ide-ide baru," ujar Karan Bajwa, President, Asia Pacific, Google Cloud.
"Google Agentspace memungkinkan setiap karyawan—terlepas dari latar belakang teknis mereka—mengakses agent khusus yang terhubung dengan berbagai sistem perusahaan. Dengan demikian, agent dapat diintegrasikan dengan mudah ke dalam alur kerja dan prioritas masing-masing. Inilah kekuatan yang kami hadirkan untuk IOH melalui Agentspace."
Vikram Sinha, President Director and CEO of Indosat Ooredoo Hutchison, menyatakan, mereka menghadirkan AI secara menyeluruh untuk memperkuat misi besar kami dalam memberdayakan Indonesia. Bagi ribuan karyawan, Google Agentspace menjadi asisten bertenaga AI yang membuat pekerjaan lebih efisien dan berdampak.
"Solusi ini memungkinkan pencarian informasi lintas data perusahaan secara mulus, serta penyederhanaan tugas melalui perintah berbasis bahasa alami. Tujuan kami jelas: mempercepat pertukaran pengetahuan, menyederhanakan operasional, meningkatkan interaksi dengan pelanggan, dan mendorong efisiensi yang lebih tinggi."
Dalam ajang Google Cloud Next ‘25, Google Cloud juga memperkenalkan berbagai pembaruan menarik pada Agentspace, termasuk integrasi dengan Chrome Enterprise, Agent Gallery, Agent Designer, Agen Idea Generation, Agen Deep Research, dan Pencarian Google Agentspace di Google Distributed Cloud (GDC). Fitur-fitur ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan kolaborasi di tempat kerja.
Selain Agentspace, Google Cloud juga mengumumkan kemajuan signifikan dalam Vertex AI, platform AI untuk perusahaan yang dirancang untuk membangun dan mengelola aplikasi serta agen AI. Lebih dari 200 model AI kini tersedia di Vertex AI Model Garden, termasuk model buatan Google, model pihak ketiga, dan model open-source.
Vertex AI juga menawarkan pelatihan dan penyetelan kustom, koneksi ke berbagai sumber data lintas cloud, grounding dari sumber terpercaya yang lebih luas, Vertex AI Dashboards dan Model Optimizer, serta Live API untuk interaksi percakapan real-time.
Google Cloud juga memperluas Vertex AI untuk mendukung ekosistem multi-agen, memungkinkan beberapa agen AI bekerja sama. Agent Development Kit (ADK) dan Agent2Agent (A2A) Protocol yang baru diperkenalkan akan mempermudah organisasi dalam membangun sistem multi-agen yang canggih dan interoperable.
Untuk mendukung kekuatan komputasi yang luar biasa, Google Cloud menyediakan AI Hypercomputer, sistem superkomputer yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan model konsumsi yang fleksibel. Dalam Next ‘25, Google Cloud memperkenalkan berbagai peningkatan pada AI Hypercomputer, termasuk Ironwood Tensor Processing Units (TPU), pilihan GPU NVIDIA yang lebih luas, Cluster Director, Inferensi di Google Kubernetes Engine (GKE), dan ketersediaan Pathways.
Jaringan global Google, yang terdiri dari lebih dari dua juta mil kabel serat optik, kini dapat diakses oleh organisasi melalui layanan baru bernama Cloud Wide Area Network (Cloud WAN). Layanan ini memberikan peningkatan performa jaringan hingga 40% dan mengurangi total biaya kepemilikan (TCO) hingga 40%.
Terakhir, Google Cloud mengumumkan bahwa model Gemini akan tersedia di Google Distributed Cloud (GDC), membawa teknologi AI terbaik Google ke lingkungan on-premise. Ini sangat penting bagi organisasi yang harus mengikuti regulasi ketat atau persyaratan kedaulatan data.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News