Berbagai jenis penipuan telah teridentifikasi di sini, dan pengguna disarankan untuk tetap waspada agar tidak menjadi korban. Berikut beberapa jenis penipuan yang telah teridentifikasi dan patut pengguna kenali.
Pembayaran melalui Voucher Digital
Dalam modus ini, pelaku berpura-pura sebagai penjual yang menawarkan barang dengan harga sangat menarik demi memancing korban. Kemudian korban diminta membeli voucher, misalnya Google Play Gift Card, Steam Wallet, atau mentransfer saldo e-wallet seperti GoPay, Dana atau OVO.Setelah kode voucher dikirim, pelaku menghilang atau memblokir akun calon pembeli dan barang tak kunjung diterima. Karena voucher digital sangat sulit ditelusuri, maka korban nyaris tak punya jalan untuk memperoleh kembali uangnya.
Transfer Bank atau e-Wallet Palsu
Pelaku mengirim bukti transfer, kerap berupa screenshot yang diedit, kepada penjual supaya terlihat sah. Setelah penjual mengirim barang, ternyata uang belum masuk atau bahkan bukti transfer tersebut palsu.Pelaku juga sering menggunakan tekanan waktu dengan mengklaim ada kesalahan sistem atau pengiriman mendesak agar penjual segera mengirim barang tanpa pengecekan saldo yang masuk. Karena banyak korban hanya melihat bukti visual tanpa verifikasi melalui aplikasi resmi, maka kerugian pun terjadi.
Kelebihan Pembayaran atau Over-Payment
Modus ini kerap dijumpai di Facebook Marketplace maupun platform sejenis. Pelaku berpura-pura melakukan transfer melebihi harga barang, lalu meminta penjual untuk mengembalikan selisihnya. Setelah penjual mengirim uang pengembalian, pelaku membatalkan transfer awal atau menggunakan bukti palsu.Hal ini membuat korban kehilangan uang dua kali lipat, yaitu barang yang dikirimkan maupun dana yang dikembalikan, namun uang asli pembayaran belum benar-benar masuk rekening korban.
Barang dan Pengiriman Tidak Sesuai Janji
Modus ini menjadi salah satu jenis penipuan yang paling sering menimpa pembeli. Penjual menawarkan produk dengan spesifikasi menggiurkan atau brand ternama, namun saat diterima, barang berbeda jauh.Barang bisa berupa barang bekas, barang KW, atau bahkan benda tidak berharga yang dikemas sebagai barang original. Pelaku kerap menggunakan foto orang lain atau gambar dari internet untuk membuat penjualan yang tampak meyakinkan.
Selain itu, Facebook Marketplace di Indonesia pernah mengalami insiden kebocoran data pengguna, menambah kerawanan pengguna terhadap penipuan sekaligus potensi penyalahgunaan data pribadi.
Untuk menghindari kerugian, beberapa langkah pencegahan sangat direkomendasikan. Pertama, lakukan transaksi dengan menggunakan metode pembayaran resmi yang disediakan platform atau atur COD (cash on delivery) di lokasi aman dan ramai.
Kedua, jika penjual meminta pembayaran melalui voucher digital atau metode yang tidak bisa dilacak, anggap itu sebagai tanda bahaya dan hentikan transaksi. Ketiga, ketika menerima bukti transfer dari pembeli, jangan hanya percaya pada screenshot.
Penjual diimbau untuk melakukan verifikasi langsung melalui aplikasi resmi bank atau e-wallet bahwa dana telah benar-benar masuk dan dapat ditarik. Keempat, meneliti reputasi penjual dengan memeriksa ulasan, riwayat profil, dan mempertimbangkan untuk menghindari akun baru atau yang meragukan.
Kesadaran bahwa kejahatan siber selalu berevolusi penting untuk pengguna Facebook Marketplace. Kendati fitur platform sudah dirancang untuk memfasilitasi jual beli, celah transaksi di luar sistem resmi tetap menjadi titik rentan.
Karena transaksi di luar platform resmi seringkali sulit dilacak atau dipulihkan jika terjadi penipuan, maka lebih aman untuk memakai fitur pembayaran dan pengiriman terintegrasi. Di sisi lain, edukasi pengguna harus terus ditingkatkan agar masyarakat tahu dan bisa menyesuaikan diri terhadap skema penipuan baru yang muncul.
Platform jual beli digital sebaiknya berkolaborasi dengan otoritas keamanan digital dan lembaga perlindungan konsumen untuk memperkuat perlindungan. Bagi pengguna individual, kewaspadaan dan literasi digital merupakan kunci utama agar transaksi daring tetap aman dan nyaman.
Dengan memahami berbagai modus dan menerapkan langkah pencegahan, pengguna Facebook Marketplace di Indonesia dapat meminimalkan risiko menjadi korban penipuan. Calon pembeli diimbau untuk selalu bertanya, teliti, dan jangan terburu-buru dalam transaksi, karena terkadang ketelitian adalah investasi terbaik untuk keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id