Rumor menyebutkan bahwa chipset buatan Samsung sendiri, Exynos 2500 memiliki kualitas fabrikasi 3nm yang kurang memuaskan, yields atau jumlah chip yang diproduksi dalam satu lapis wafer alias nateria silikon untuk bahan semikonduktor.
Dikutip dari situs WCCF Tech disebutkan bahwa jumlah yield dari Exynos 2500 kurang mencukupi untuk produksi dalam jumlah banyak meskipun diklaim menawarkan efisiensi daya yang lebih baik.
Pada satu sisi, produksi semikonduktor atau chipset ini dihadapkan dengan tekanan untuk mengurangi biaya produksi. Makanya atas pertimbangan tersebut beredar rumor bahwa Samsung Galaxy S25 Series akan mengandalkan Snapdragon 8 Gen 4 yang diketahui diproduksi oleh TSMC.
Analis ternama Ming-Chi Kuo menyebut bahwa kondisi ini akan memberikan angin segar atau alasan bagi Qualcomm untuk menaikan harga dari Snapdragon 8 Gen 4 hingga 30 persen. Padahal banyak rumor yang beredar menduga harga chipset ini memang sudah lebih mahal dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3.
Ming-Chi Kuo menyebut bahwa pada generasi Samsung Galaxy S24 Series, Qualcomm diberikan kontrak untuk menyediakan chipset bagi 40 persen perangkat yang diproduksi. Kini Qualcomm diprediksi akan menguasai seluruhnya.
Kondisi ini jelas sebenarnya merugikan Samsung yang dikabarkan sudah mengetahui prediksi kenaikan harga chipset terbaru Qualcomm dan berusaha mengurangi ketergantungan dengan menyempurnakan Exynos.
Dampaknya bagi konsumen sudah jelas, harga jual dari Samsung Galaxy S25 Series ikut diprediksi mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan seri sebelumnya. Hal ini demi menjaga kondisi finansial Samsung tidak memburuk dari penjualan hape.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
