Acara ini mempertemukan berbagai pihak, mulai dari orang tua, kreator konten, psikolog, hingga komunitas pemerhati pendidikan digital. Melalui diskusi terbuka, mereka membahas pola asuh modern, kesejahteraan digital, serta fitur keamanan terbaru pada Teen Accounts di Instagram, Facebook, dan Messenger.
Salah satu sesi yang paling menarik perhatian adalah bincang-bincang bersama Direktur Kemitraan Global Meta Indonesia Revie Sylviana, Psikolog keluarga dan remaja Samanta Elsener, serta aktor sekaligus orang tua tiga anak Darius Sinathrya.
Ketiganya berbagi pengalaman pribadi seputar membesarkan anak di tengah gempuran dunia digital. Dalam diskusi tersebut, Darius Sinathrya menyampaikan bahwa hal terpenting baginya adalah komunikasi terbuka dan kepercayaan.
Selain itu, Darius menambahkan bahwa remaja butuh ruang untuk bereksplorasi, tapi juga bimbingan agar tetap aman dan bijak di dunia maya. Sementara itu, pembicara sepakat bahwa percakapan jujur dan berkelanjutan antara orang tua dan anak merupakan fondasi utama dalam membangun lingkungan digital sehat.
Pembicara dalam diskusi ini juga menekankan pentingnya kesepakatan bersama terkait durasi penggunaan gawai, jenis konten yang boleh dikonsumsi, serta pengaturan privasi. Dalam sesi lain, Meta memaparkan upaya terbarunya melalui Teen Accounts, fitur keamanan yang memberi perlindungan menyeluruh bagi pengguna remaja di seluruh aplikasi Meta.
Fitur ini pertama kali hadir di Instagram pada awal 2025 dan kini diperluas ke Facebook serta Messenger. Riset yang dilakukan Ipsos atas nama Meta turut memperkuat urgensi inisiatif ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas orang tua dan wali di Indonesia mendukung adanya akun media sosial khusus bagi remaja dengan perlindungan tambahan.
Mayoritas orang tua dan wali di Indonesia tersebut juga meyakini bahwa fitur ini dapat membantu menjaga keamanan anak-anak dari potensi risiko online, seperti perundungan digital atau paparan konten yang tidak sesuai usia.
Kepala Kebijakan Publik untuk Meta di Indonesia Berni Moestafa menegaskan langkah ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk menciptakan ekosistem online lebih sehat. Meta juga memperluas cakupan fitur Akun Remaja ke Facebook dan Messenger setelah mendapatkan dukungan dari orang tua.
Lebih lanjut Berni menjelaskan bahwa fitur ini membatasi pengguna yang dapat menghubungi pengguna remaja, mengatur konten yang mereka akses, dan memastikan waktu mereka di dunia maya dimanfaatkan secara bijak.
Berni menambahkan bahwa tujuan utama Meta bukan sekadar menghadirkan teknologi, melainkan juga memberikan ketenangan bagi orang tua. Acara Instagram Safety Camp juga melibatkan berbagai kreator dan komunitas digital yang berfokus pada pengasuhan modern.
Kreator dan komunitas digital ini berbagi praktik terbaik tentang bagaimana teknologi bisa menjadi alat edukatif, bukan sekadar hiburan. Diskusi juga menyoroti bagaimana fitur keamanan baru Meta dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi dan mencegah interaksi yang berpotensi berisiko bagi remaja.
Selain memberikan edukasi, acara ini menumbuhkan kesadaran bahwa keamanan digital adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, wali, dan anak-anak itu sendiri. Orang tua diimbau untuk terus belajar tentang perkembangan teknologi dan beradaptasi dengan pola perilaku digital anak mereka.
Pada akhir acara, Meta menegaskan bahwa tidak ada panduan tunggal dalam mengasuh remaja di era digital. Namun, dengan kemauan untuk terus mendengarkan, berkomunikasi, dan berkolaborasi, keluarga Indonesia bisa menjadi lebih tangguh menghadapi tantangan dunia maya yang terus berubah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id