Ilustrasi: Akamai
Ilustrasi: Akamai

Ancaman Bot AI Melonjak 300%, Gerogoti Fondasi Model Bisnis Berbasis Web

Mohamad Mamduh • 07 November 2025 14:06
Jakarta: Akamai Technologies merilis Laporan State of the Internet (SOTI) 2025 yang mengungkap lonjakan tajam dan mengkhawatirkan dalam lalu lintas terautomasi, didorong oleh bot bertenaga Kecerdasan Buatan (AI) yang menargetkan situs-situs web di berbagai industri.
 
Laporan terbaru tersebut menunjukkan bahwa porsi aktivitas bot AI dalam lalu lintas digital telah melonjak hingga 300% hanya dalam satu tahun terakhir. Bot-bot ini bertanggung jawab atas miliaran permintaan yang mengganggu operasional dan analisis digital secara signifikan. Peningkatan drastis ini menggarisbawahi bagaimana bot AI secara aktif melemahkan model-model bisnis konvensional berbasis web.
 
Pendorong utama lonjakan bot berbahaya ini adalah meluasnya aktivitas content scraping. Fenomena ini menyebabkan para penerbit dan perusahaan berbasis konten mengalami gangguan pada analitik digital, serta penurunan pendapatan iklan. Bot-bot ini secara efektif mengambil nilai dari konten tanpa memberikan imbalan apa pun kepada pemilik bisnis. Saat ini, bot AI menyumbang hampir 1% dari total lalu lintas bot di seluruh platform Akamai.

Selain scraping, pertumbuhan pesat alat berbasis AI juga mempermudah aktor-aktor jahat, baik profesional ancaman berpengalaman maupun pendatang baru, untuk melancarkan serangan canggih. Ini mencakup serangan peniruan identitas, rekayasa sosial, kampanye phishing, dan penipuan identitas yang menggunakan dokumen serta gambar palsu hasil dari AI.
 
Laporan SOTI 2025 memaparkan temuan-temuan penting di berbagai sektor:
Penerbitan: Industri penerbitan menjadi sektor yang paling terdampak di ranah media digital, dengan 63% aktivitas bot AI terdeteksi di kategori ini.
 
Perdagangan (E-commerce): Sektor perdagangan mencatat aktivitas bot AI tertinggi secara volume, menghasilkan lebih dari 25 miliar permintaan bot selama periode pengamatan dua bulan.
 
Kesehatan: Lebih dari 90% pemicu bot AI di sektor ini berasal dari aktivitas scraping, terutama oleh bot pencarian dan bot pelatihan.
 
Bisnis online kini menghadapi tekanan dari dua sisi: bot yang membantu, seperti bot pengindeksan search engine, dan bot berbahaya, seperti FraudGPT, WormGPT, ad fraud bot, dan return fraud bot atau penipuan pengembalian barang. Bot-bot berbahaya ini meningkatkan biaya operasional, menurunkan performa situs, dan mengacaukan metrik-metrik utama.
 
Untuk membentengi diri dari gelombang ancaman ini, Akamai mendorong setiap organisasi agar mengembangkan kemampuan yang selaras dengan tiga kerangka kerja OWASP Top 10, yaitu untuk aplikasi web, API, dan large language models (LLM).
 
Kerangka kerja ini penting untuk memetakan kerentanan yang ada—seperti kontrol akses yang lemah dan celah injeksi—terhadap tingkat toleransi risiko penipuan organisasi, sehingga memungkinkan penentuan prioritisasi pertahanan yang lebih cerdas.
 
"Meningkatnya penggunaan bot AI tidak lagi hanya menjadi masalah keamanan—ini telah menjadi keharusan bisnis,” ujar Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai.
 
“Para pemimpin bisnis harus bertindak sekarang untuk membangun kerangka kerja yang memastikan adopsi AI yang aman, mengelola risiko yang terus berkembang, dan melindungi operasional digital.”
 
Laporan SOTI Akamai, yang kini memasuki tahun ke-11, terus menyediakan wawasan penting mengenai tren keamanan siber, memanfaatkan data dari infrastruktur Akamai yang menangani lebih dari sepertiga total lalu lintas web global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan