Facebook adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. (AFP / KAREN BLEIER)
Facebook adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. (AFP / KAREN BLEIER)

Studi: Budaya Tentukan Penggunaan Media Sosial

Ellavie Ichlasa Amalia • 01 Maret 2016 10:55
medcom.id: Secara teori, perusahaan media sosial akan menentukan bagaimana pengguna menggunakan platform media sosial yang mereka buat. Namun, pada kenyataannya, perusahaan justru memberikan fitur baru sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pengguna.
 
Misalnya Facebook. Minggu lalu, mereka baru saja memperkenalkan fitur Reactions, yang memungkinkan pengguna menampilkan reaksi yang lebih beragam terhadap sebuah post di Facebook.
 
Dalam statusnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebutkan bahwa mereka telah diminta untuk membuat tombol "dislike" selama bertahun-tahun. Fitur Reactions adalah jawaban mereka.

CNN berpendapat, sebagian besar masyarakat tidak peduli tentang tujuan yang ditentukan oleh pengembang saat membuat media sosial. Mereka akan menggunakan media sosial sesuai kebutuhan mereka. Karena masing-masing negara memiliki budaya yang berbeda, maka cara masyarakat sebuah negara untuk menggunakan platform media sosial juga berbeda.
 
Misalnya, di Inggris, Facebook digunakan untuk memastikan seseorang tetap terhubung dengan keluarganya, meski hubungan tersebut tidak terlalu dekat. Seorang wanita paruh baya asal Inggris mengatakan dia menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dengan sepupunya, tetapi hubungan mereka tetaplah tidak terlalu dekat.
 
"Kami tetap saling berhubungan. Karena sangat mudah untuk menuliskan sesuatu di Facebook. Tapi kemungkinan, saya tidak akan menelepon untuk berbicara dengan mereka," katanya.
 
Sebaliknya, ada seorang laki-laki yang tinggal di perbatasan Suriah dan Turki yang menggunakan Facebook sebagai satu-satunya cara untuk berhubungan dengan keluarganya. Dia memiliki 500 teman Facebook dan semuanya adalah anggota keluarganya.
 
Menariknya, konten-konten yang diunggah oleh masyarakat Turki juga cenderung konservatif. Uniknya, alasan masyarakat Turki enggan untuk mengunggah konten secara berlebihan bukan karena rasa takut pemerintah memata-matai kegiatan online mereka, tapi karena mereka tidak ingin digosipkan oleh keluarga. Dulu, masyarakat Turki suka mengunggah foto pernikahan. Sekarang, mereka hanya mengunggah foto makanan pada pesta pernikahan.
 
Sementara itu, WhatsApp digunakan sebagai berkomunikasi pribadi. Laki-laki dan wanita muda dapat saling berkomunikasi tanpa perlu khawatir keluarga mereka akan tahu. 
 
Bahkan di Tiongkok, media sosial digunakan dengan cara yang berbeda-beda. Di kawasan pedesaan misalnya, media sosial dianggap sebagai sebuah gangguan. Pada saat yang sama, ia dianggap sebagai alat yang baik untuk memperkuat nilai tradisional keluarga. 
 
Sementara di kawasan industri, media sosial digunakan sebagai alat pembelajaran mengenai kemajuan di dunia. Media sosial juga digunakan untuk menciptakan bayangan mengenai Tiongkok modern.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan