Ilustrasi
Ilustrasi

Ilusi Digital: Generasi Milenial dan Risiko Kepercayaan Onlinenya

Mohamad Mamduh • 27 Maret 2025 18:12
Jakarta: Meskipun merupakan penduduk asli digital, 70% generasi milenial jarang memverifikasi identitas daring – sehingga menempatkan diri mereka pada risiko. Temukan cara membangun kebiasaan online yang lebih aman dengan wawasan dari para ahli Kaspersky.
 
Generasi milenial tumbuh seiring maraknya media sosial dan komunikasi digital – dan dalam banyak hal tampak sebagai generasi yang paling paham teknologi. Namun, penelitian terbaru kami mengungkap kenyataan yang memprihatinkan: 70 persen generasi milenial jarang memverifikasi keaslian orang-orang yang berinteraksi dengan mereka secara daring, membuat mereka rentan terhadap risiko dunia maya seperti penipuan identitas, misinformasi, dan penipuan emosional.
 
Meskipun menjadi generasi pertama yang sepenuhnya merangkul internet, banyak generasi milenial yang salah menaruh kepercayaan dalam interaksi daring mereka. Meskipun 64 persen pernah menghadapi seseorang yang salah menggambarkan identitas mereka, hampir setengahnya masih memercayai informasi yang dibagikan dalam komunitas digital mereka.

Kontradiksi ini menyoroti kesenjangan antara keahlian digital yang dipersepsikan dan kesadaran keamanan siber yang sebenarnya.
 
Psikolog siber Ruth Guest memperingatkan bahwa rasa percaya diri yang berlebihan ini dapat mengarah pada perilaku berisiko. "Ketika kita memercayai kecerdasan digital kita sendiri secara implisit, kita mungkin mengabaikan kemungkinan bahwa orang lain tidak sejujur ??yang terlihat. Dalam beberapa kasus, individu dengan sifat narsis, psikopat, atau Machiavellian yang kuat mengeksploitasi kepercayaan ini melalui penipuan dan taktik penipuan lainnya."
 
Memikirkan kembali kepercayaan digital berarti menerapkan tingkat skeptisisme yang sesuai dengan kehati-hatian di dunia nyata. Pola pikir keamanan siber yang kuat memerlukan lebih dari sekadar keterampilan teknis – ia menuntut pemikiran kritis dan kewaspadaan.
 
Media sosial telah menjadi tempat yang dituju oleh generasi milenial untuk membagikan kabar penting dalam hidup mereka – sering kali sebelum memberitahukannya kepada teman dekat atau keluarga.
 
Penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh generasi milenial mengunggah berita pribadi yang signifikan secara daring sebelum membicarakannya secara langsung dengan siapa pun. Umpan balik langsung dari like, komentar, dan share dapat menciptakan rasa validasi – tetapi juga disertai risiko.
 
Empat puluh lima persen generasi milenial merasa nyaman berbagi informasi pribadi atau sensitif secara daring – perilaku yang dapat meningkatkan risiko penipuan phishing, pencurian identitas, dan doxing. Penjahat dunia maya menggunakan informasi yang tersedia untuk umum untuk menyusun serangan yang ditargetkan – mengeksploitasi detail pribadi seperti check-in lokasi, pembaruan tempat kerja, dan status hubungan.
 
Terlalu sering berbagi (oversharing): generasi milenial mempertaruhkan privasi demi koneksi
Menurut Marc Rivero, Peneliti Keamanan Utama di Kaspersky, berbagi informasi pribadi secara berlebihan secara daring dapat membuat individu lebih rentan terhadap pencurian identitas, serangan phishing, dan penipuan rekayasa sosial.
 
Detail pribadi yang dibagikan secara daring, seperti check-in lokasi, status hubungan, dan rutinitas harian, dapat dimanfaatkan untuk penipuan tertarget atau pemantauan tidak sah.
 
Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk mempertimbangkan kembali apa yang dibagikan, memperkuat pengaturan privasi, dan tetap berhati-hati tentang bagaimana jejak digital digunakan.
 
Seiring meningkatnya rasa kesepian di kalangan dewasa muda (di antara generasi lainnya), persahabatan daring telah menjadi bagian penting dari kehidupan sosial. Studi kami menemukan bahwa 29% generasi milenial melaporkan bahwa persahabatan digital berdampak positif pada kesehatan mental mereka. Komunitas daring memberikan rasa memiliki, dan memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan individu yang memiliki pemikiran yang sama di seluruh dunia.
 
Namun, tidak semua interaksi daring bersifat positif. Sepuluh persen generasi milenial melaporkan pengalaman negatif dari interaksi digital. Hal lebih memprihatinkan, 14 persen mengaku membuat profil palsu atau menggunakan identitas palsu sendiri. Statistik ini menyoroti maraknya penipuan digital dan tantangan dalam membedakan antara hubungan yang asli dan yang dibuat-buat
 
Psikolog siber Ruth Guest menekankan pentingnya keseimbangan. “Ruang digital telah berevolusi menjadi tempat yang aman dan kreatif tempat generasi milenial dapat menjelajahi, belajar, dan terhubung dengan individu yang berpikiran sama."
 
"Jika digunakan dengan bijak dan dengan perlindungan yang tepat, media sosial dapat menjadi aset yang luar biasa bagi kesehatan mental seseorang. Media sosial menawarkan platform untuk mengekspresikan diri, rasa memiliki, dan bahkan inspirasi kreatif. Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat komunitas daring ini bergantung pada upaya menjaga keseimbangan.”
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan