SICW 2025 x GovWare
SICW 2025 x GovWare

SICW 2025 x GovWare

Keamanan Siber Masa Depan, dari Fragmentasi Menuju Platform Terpadu

Mohamad Mamduh • 23 Oktober 2025 11:33
Jakarta: Transformasi digital yang masif dalam satu dekade terakhir telah memperluas permukaan serangan (attack surface) dan membuka banyak celah baru bagi ancaman siber.
 
Ironisnya, meski investasi keamanan meningkat, jumlah pelanggaran data justru terus bertambah. Para pakar menilai, masalah utama bukan terletak pada kemampuan alat keamanan itu sendiri, melainkan pada strategi yang terfragmentasi.
 
Selama bertahun-tahun, organisasi cenderung memilih solusi terbaik untuk setiap masalah spesifik: antivirus untuk malware, DLP (Data Loss Prevention) untuk kebocoran data, VPN untuk akses jarak jauh, hingga CASB untuk keamanan cloud. Namun, pendekatan ini justru menciptakan “tumpukan” alat yang bekerja sendiri-sendiri.

Akibatnya, ketika firewall mendeteksi lalu lintas mencurigakan, sistem DLP tidak memiliki konteks yang sama. Begitu pula saat CASB menemukan perilaku abnormal, endpoint protection bisa saja tidak menyadarinya. Fragmentasi ini menimbulkan blind spot, tumpang tindih fungsi, serta ribuan peringatan yang sulit ditangani tim keamanan yang jumlahnya terbatas.
 
Solusi yang kini banyak didorong adalah konvergensi keamanan: membangun seluruh kemampuan proteksi dalam satu platform terpadu sejak awal. Dengan cara ini, setiap komponen—mulai dari firewall, DLP, CASB, hingga endpoint protection—berbagi konteks dan intelijen yang sama.
 
“Dengan mengonsolidasikan keamanan dalam satu platform, organisasi tidak hanya mendapatkan visibilitas terpadu, tetapi juga korelasi berbasis AI yang mempercepat deteksi ancaman multi-vektor,” ujar Demetris Booth, Director Product Marketing Cato Networks.
 
Pendekatan terpusat ini terbukti efektif dalam berbagai skenario nyata. Aktivitas mencurigakan di aplikasi cloud dan anomali DNS dapat langsung dikaitkan, sehingga rantai serangan terlihat utuh. Malware yang masuk ke laptop karyawan bisa segera dipantau pergerakannya di jaringan, mencegah penyebaran lateral. Endpoint, jaringan, dan analitik WAN bekerja serentak untuk menghentikan serangan sebelum data terenkripsi.
 
Konvergensi juga memastikan konsistensi kebijakan di mana pun karyawan berada. Seorang tenaga kesehatan yang bepergian dari Singapura ke Paris, misalnya, tetap mendapat perlindungan identik tanpa penurunan performa. Hal ini dimungkinkan berkat arsitektur kebijakan tunggal yang berjalan di atas backbone global.
 
Dengan platform Secure Access Service Edge (SASE) berbasis cloud, perusahaan ini melayani lebih dari 3.500 pelanggan enterprise dan telah mengantongi sertifikasi kepatuhan internasional seperti GDPR, PCI DSS, dan ISO govware.sg.
 
SASE dipandang bukan lagi sekadar opsi tambahan, melainkan kebutuhan operasional. Seperti halnya komputasi awan yang kini menjadi fondasi bisnis modern, SASE diprediksi akan menjadi tulang punggung keamanan perusahaan.
 
Didukung AI, peran keamanan akan bergeser dari sekadar pertahanan menjadi enabler bisnis. Proses merger dapat dipercepat karena integrasi IT lebih sederhana, sementara ekspansi global yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan kini bisa dilakukan hanya dalam hitungan hari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan