Foto: BRIN
Foto: BRIN

Ekonomi Berbasis Keantariksaan di Forum Pemimpin Antariksa se-Asia Tenggara

Mohamad Mamduh • 27 November 2025 09:31
Jakarta: Para pemimpin agensi keantariksaan dari Asia Tenggara berdiskusi perkembangan ekonomi berbasis keantariksaan (space economy), dalam Space Leader Forum, di Filipina, Selasa (19/11) lalu. Forum ini menjadi salah satu side event Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke-31, yang digelar 15–21 November 2025.
 
Salah satu topik utama dalam forum tersebut adalah potensi dan arah pengembangan space economy di kawasan. Para pemimpin agensi menyoroti bagaimana teknologi antariksa dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian negara, mulai dari teknologi telekomunikasi, navigasi, pemantauan bumi (earth observation), hingga teknologi masa depan seperti pariwisata antariksa.
 
Pengembangan satelit pemantauan bumi yang tumbuh sangat pesat disebut menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong ekonomi baru berbasis teknologi keantariksaan. BRIN, yang diwakili Kepala Pusat Riset Geoinformatika, M. Rokhis Komarudin, turut menyampaikan perspektif Indonesia dalam diskusi tersebut.

Ia menegaskan perkembangan space economy di Indonesia sudah berlangsung lama dan semakin relevan saat ini. “Indonesia telah menikmati manfaat ekonomi dari teknologi antariksa sejak era satelit Palapa pada 1976, yang kemudian mendorong pertumbuhan besar sektor telekomunikasi,”ungkap Rokhis.
 
Ia menyoroti kontribusi besar teknologi navigasi dalam ekonomi digital. “Perkembangan layanan transportasi online di Indonesia sangat bergantung pada teknologi navigasi. Bahkan, ada perusahaan yang mengklaim kontribusi hingga tujuh miliar dolar terhadap ekonomi nasional,” jelasnya.
 
Lebih jauh, Rokhis menekankan kebutuhan besar Indonesia terhadap data pemetaan dan pemantauan bumi. “Dengan wilayah yang sangat luas dan terdiri dari banyak pulau, kebutuhan data dan aplikasi geospasial di Indonesia sangat besar. Teknologi penginderaan jauh memiliki potensi signifikan untuk meningkatkan nilai ekonomi,” katanya.
 
Dalam paparannya, Rokhis menyampaikan sejumlah kebijakan nasional yang telah membuka ruang bagi tumbuhnya space economy. “Ada kebijakan seperti tax deduction untuk perusahaan yang memanfaatkan produk riset, serta pengembangan platform geoinformatika yang memberi peluang bagi perusahaan berbasis teknologi penginderaan jauh untuk berkembang. Aplikasi penginderaan jauh sangat penting untuk sektor pangan, air, energi, lingkungan, dan kebencanaan,” ujarnya.
 
Menutup pemaparannya, Rokhis menegaskan peluang pengembangan ekonomi keantariksaan di Indonesia semakin besar. “Space economy berkembang pesat di Indonesia, dan potensinya akan terus meningkat seiring inovasi teknologi antariksa,” pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan