Ilustrasi
Ilustrasi

370 Pakar Siber Bahas Pembobolan Data dan Ancaman Siber di Indonesia

Mohamad Mamduh • 25 Juli 2025 14:10
Jakarta: Sekitar 370 pakar keamanan siber, mulai dari profesional berpengalaman, mahasiswa, hingga peneliti muda, memadati acara diskusi terbuka Positive Hack Talks di Jakarta pada Rabu, 23 Juli 2025.
 
Acara yang diselenggarakan oleh Positive Technologies, perusahaan keamanan siber, ini menghadirkan pembicara dari India, Indonesia, Filipina, dan Rusia untuk membahas ancaman pembobolan data yang semakin mengkhawatirkan.
 
Riset terbaru dari Positive Technologies mengungkapkan fakta mencemaskan terkait lanskap ancaman siber di Asia Tenggara. Sekitar 28% iklan di forum dark web di kawasan tersebut secara langsung berkaitan dengan Indonesia, menunjukkan seringnya nama Indonesia disebut dalam aktivitas ilegal di dunia maya. Data juga menunjukkan bahwa 62% serangan siber di Indonesia berfokus pada pembobolan data, yang merupakan ancaman serius bagi privasi dan keamanan publik maupun institusi.

Dalam periode 2023 hingga 2024, sektor manufaktur menjadi sasaran utama para pelaku kejahatan siber, menyumbang 31% dari total serangan. Instansi pemerintah dan perusahaan keuangan menyusul, masing-masing sebesar 23%.
 
Meskipun Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam memperkuat infrastruktur digital dan meningkatkan literasi digital, pesatnya adopsi teknologi digital juga membawa tantangan baru. Dengan semakin banyaknya layanan yang beralih ke ranah daring, kebutuhan akan sistem keamanan siber yang kuat menjadi sangat mendesak untuk mencegah kebocoran data dan serangan siber yang semakin canggih.
 
Elena Grishaeva, Direktur Regional Positive Technologies untuk Asia Tenggara, menekankan pentingnya pengembangan talenta profesional untuk ketahanan siber yang kuat di tingkat perusahaan, industri, maupun negara.
 
“Selama setahun terakhir, kami bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia untuk melatih spesialis cyber security baru dan memperkuat pertahanan, baik untuk Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara. Acara meet up di Jakarta menjadi langkah penting mendukung upaya ini,” ujarnya.
 
Senada dengan Elena, Dmitry Serebryannikov, Chief Hacking Officer Positive Technologies, menambahkan bahwa misi mereka bukan sekadar berbagi pengetahuan, tetapi juga membantu para profesional keamanan siber di seluruh dunia untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian mereka.
 
“Bagi kami, ini bukan hanya pertukaran pengalaman, tetapi bagian dari misi budaya global kami. Acara seperti ini akan membangun komunitas ahli yang solid, yang bisa menghadapi ancaman siber secara bersama-sama—baik di Asia Tenggara maupun di tingkat global,” jelasnya.
 
Pada Positive Hack Talks Jakarta, para pembicara membahas berbagai topik penting di dunia cyber security melalui contoh-contoh nyata. Alena Skliarova dari Positive Technologies menjelaskan bagaimana pelaku bisa memanfaatkan Android Runtime Resource Overlay (RRO) untuk menipu pengguna, sementara Jay Turla dari VicOne berbagi pengalamannya membangun Car Hacking Village pertama di Filipina.
 
Positive Technologies telah aktif menyelenggarakan seri International Meet Up Series sejak tahun 2024, dengan acara sebelumnya di Bengaluru (Oktober 2024), Hanoi (November 2024), dan Kairo (Maret 2025).
 
Komitmen perusahaan terhadap pengembangan talenta siber di Indonesia juga diperkuat dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan empat institusi pendidikan di Indonesia, termasuk Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas NU NTB, pada festival keamanan siber Positive Hack Days di bulan Mei 2025.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan