Jakarta: Penyedia solusi untuk korporasi Equnix menyebut open source merupakan masa depan untuk perusahaan. Hal ini disampaikan dalam webinar acara perayaan ulang tahun mereka ke-13.
“Sejak awal, kami selalu optimistis dan percaya bahwa open source adalah solusi masa depan. Selain efisiensi open source memungkinkan kita untuk mengadopsi teknologi apapun secara bebas dan mandiri serta future proof," kata Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions.
Tidak ada yang memprediksi bahwa di triwulan pertama tahun 2020 merupakan momentum awal sebuah perubahan di dunia. Virus Covid-19 membuat hampir seluruh aktivitas masyarakat dunia berubah.
Semua virtual, semua online. Semula semua masih mencari pola, namun lambat laun, mulailah memasuki era New Normal. Meeting atau janji temu yang sebelumnya hanya mampu dilakukan tiga sampai kali per hari, saat ini janji temu bahkan mampu dilakukan minimal lima sampai enam kali per hari karena kendala kemacetan diperjalanan sudah tidak ada lagi.
Semua kebutuhan pokok dirumah pun hanya tinggal menekan tombol bayar melalui telepon genggam. Tak terbayangkan berjuta juta database pelanggan riuh menari nari di dunia maya. Tapi, itulah perubahan. Teknologi yang menjadi pemimpin sebuah perubahan saat ini.
Open source dinilai sebagai masa depan karena menawarkan efisiensi, kemandirian, kedaulatan dan kebebasan dalam mengadopsi teknologi. Kondisi New Normal yang bertumpu pada teknologi juga menghadirkan risiko keamanan.
Equnix mengklaim menjawab tantangan ini dengan menghadirkan 11DB. Dieja seperti Elephant-DB, produk ini adalah karya anak bangsa. 11DB adalah Relational Database Management System (RDBMS) dengan lisensi komersial yang bisa dengan mudah bekerja dalam sistem ANSI-SQL dan PostgreSQL open source.
Ditujukan bagi segmen bisnis terutama untuk kebutuhan finansial yang membutuhkan kemampuan memproses transaksi yang tinggi dan aman, 11DB diklaim menopang semua kebutuhan utama di segmen tersebut karena beberapa poin utama, yakni Reliability, High Availability, dan Scalability.
Equnix mengaku sejak tahun 2018 membangun ekosistem yang paling dasar, yakni sumber daya manusia melalui kampanye “Open source goes to campus”. Kampanye tersebut terus berlangsung hingga kini ke berbagai perguruan tinggi dan swasta di Malang, Surabaya, Kediri, Jember, Semarang, Yogyakarta, Bali, dan Palembang.
Para mahasiswa dinilai perlu mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan yang dinamis. Kampanye edukasi tentang software open source diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa tentang manfaat dan efisiensi di lingkungan bisnis.
Equnix juga bekerja sama dengan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM) yang jumlah anggotanya mencapai 850 kampus informatika dan komputer serta 1560 program studi.
Itu dilakukan terkait data BPS yang mengungkapkan lonjakan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi sebesar 4,34 persen pada tahun 2017 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terus terjadi di hampir semua wilayah Nusantara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id