Ilustrasi
Ilustrasi

Bedah Masa Depan Internet Indonesia: Era 1,4 GHz, FWA Pelengkap Utama FTTH

Mohamad Mamduh • 27 November 2025 10:11
Jakarta: Perkembangan konektivitas internet di Indonesia kembali memasuki fase krusial dengan kehadiran spektrum 1,4 GHz, yang menjadi pendorong utama bagi teknologi Fixed Wireless Access (FWA).
 
Di tengah lonjakan kebutuhan akan koneksi yang stabil untuk aktivitas digital yang semakin intensif, memahami peran Fiber to the Home (FTTH), FWA, dan mobile broadband menjadi sangat penting.
 
Dalam ekosistem konektivitas modern, ketiga teknologi ini memiliki fungsi yang saling melengkapi. FTTH tetap menjadi "standar tertinggi" yang menawarkan stabilitas dan kapasitas terbaik. Sementara itu, FWA muncul sebagai alternatif yang fleksibel, khususnya untuk menjangkau area yang belum tergarap oleh infrastruktur fiber. Adapun mobile broadband tetap merupakan jaringan paling praktis untuk kebutuhan mobilitas sehari-hari.

1. Kecepatan (Speed)
Kecepatan koneksi harus diukur dari konsistensi pencapaiannya, bukan sekadar angka Mbps besar.
 
FTTH (Fiber to the Home): Menggunakan kabel fiber optik, FTTH secara teknis mampu mencapai kecepatan stabil dari 100 Mbps hingga 1 Gbps ke atas. Kecepatannya sangat konsisten karena setiap rumah memiliki jalur fiber tersendiri dan tidak mudah terpengaruh kondisi lingkungan.
 
FWA (Fixed Wireless Access): Mengandalkan gelombang radio, FWA bisa mencapai kecepatan 50–150 Mbps. Namun, kecepatannya sangat bergantung pada faktor-faktor seperti jarak dari pemancar, kualitas perangkat CPE, dan kepadatan pengguna di sektor yang sama. FWA sangat cocok untuk wilayah yang belum memiliki jalur fiber.
 
Mobile Broadband: Jaringan ini paling variatif, dengan rata-rata kecepatan 20–40 Mbps. Teknologi ini tidak ideal untuk kebutuhan kecepatan besar secara konsisten.
 
2. Latency (Delay Sinyal)
Latency, atau waktu tunda sinyal, memiliki pengaruh signifikan pada aktivitas real-time seperti video call, remote work, dan penggunaan cloud.
 
FTTH: Menawarkan latency terendah di kelasnya, sering kali di bawah 5–10 ms, karena sinyal bergerak melalui kabel tanpa interferensi, menghasilkan koneksi yang sangat konsisten.
 
FWA: Tingkat delay sinyalnya lebih tinggi dari FTTH dan dapat berfluktuasi karena hambatan fisik, cuaca, dan interferensi radio, namun masih tergolong rendah untuk sebagian besar aktivitas.
 
Mobile: Memiliki latency paling tinggi dan tidak stabil, yang dipengaruhi oleh kepadatan pengguna, sinyal, dan perpindahan sel.
 
3. Stabilitas dan Kapasitas Perangkat
Stabilitas adalah faktor utama yang menentukan pengalaman penggunaan harian.FTTH: Sangat stabil, tidak terpengaruh cuaca, dan ideal untuk penggunaan berat seperti work from home (WFH), smart home, dan pengunggahan berkas besar. FTTH dirancang untuk membawa trafik besar dan mampu menahan banyak perangkat simultan tanpa penurunan performa yang berarti.
 
FWA: Cukup stabil, meski dipengaruhi oleh halangan bangunan dan kepadatan pengguna. Untuk daerah tanpa fiber, FWA merupakan peningkatan signifikan dari mobile tethering. Kapasitasnya stabil untuk jumlah perangkat menengah, namun bisa terasa menurun jika trafik rumah sudah sangat berat (misalnya, backup cloud 24 jam atau transfer berkas besar).
 
Mobile: Jaringan ini rentan naik turun karena berbagi spektrum dengan banyak pengguna. Walaupun memungkinkan untuk tethering beberapa perangkat, mobile broadband lebih ideal untuk satu perangkat saja dan bukan sebagai pengganti internet rumahan.
 
Pengembangan spektrum 1,4 GHz telah meningkatkan relevansi FWA secara signifikan. Spektrum baru ini memungkinkan FWA memiliki jangkauan yang lebih luas dan performa yang lebih stabil. Hal ini menjadikan FWA sebagai solusi yang cocok untuk daerah yang belum ekonomis untuk dibangun jaringan FTTH.
 
Pada akhirnya, pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Jika FTTH dan FWA tersedia, FTTH tetap menjadi gold standard karena unggul dalam kecepatan, stabilitas, latency, dan kapasitas. Namun, bagi area yang belum terjangkau kabel fiber, FWA adalah opsi terbaik untuk memperluas pemerataan internet. Sementara itu, mobile broadband berfungsi sebagai pelengkap untuk aktivitas saat bepergian.
 
Era 1,4 GHz diperkirakan akan membawa ekosistem internet Indonesia ke tahap yang lebih matang. Konektivitas menjadi lebih inklusif, merata, dan siap menghadapi tantangan masa depan digital.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan