Ilustrasi
Ilustrasi

Lanskap Ecommerce Indonesia Berubah, Seperti Apa?

Mohamad Mamduh • 09 Oktober 2024 14:09
Jakarta: Impact.com, platform manajemen kemitraan, bersama dengan penyedia intelijen pasar e-commerce untuk Asia Tenggara Cube Asia telah meluncurkan laporan penelitian terbaru berjudul ‘E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia,’ yang mencakup pasar Indonesia.
 
Laporan ini mengupas tentang lanskap ecommerce yang terus berubah di kawasan ini, menyoroti perlunya strategi yang berbeda di tengah dinamika baru, seperti munculnya saluran-saluran baru, platform inovatif, serta perubahan ekspektasi konsumen. Selain itu, laporan ini juga membahas peran semakin penting pemasaran influencer dalam meningkatkan visibilitas merek dan keterlibatan konsumen di tengah perubahan tersebut.
 
Laporan ini mengungkap bahwa Indonesia, sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, menguasai 42% dari total pasar, jauh melampaui Thailand yang hanya mencapai 16% dan Filipina sebesar 12%.

Berdasarkan survei terhadap lebih dari 400 orang dewasa Indonesia (berusia 18 tahun ke atas), terungkap bahwa Instagram dan YouTube adalah platform yang paling populer, masing-masing dengan tingkat penggunaan 87%, disusul oleh TikTok di angka 77%. Mega influencer, selebritas, dan makro influencer terbukti memiliki pengaruh besar, dengan 70%, 69%, dan 62% responden mengakui bahwa mereka berperan signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
 
Berbeda dengan rata-rata di Asia Tenggara, pengaruh rekomendasi influencer lebih kuat di Indonesia, di mana 88% konsumen membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer, dibandingkan dengan 82% di tingkat regional. Influencer memiliki dampak paling besar pada pembelian produk kecantikan (64%) dan fesyen (70%), menegaskan peran penting mereka dalam kedua kategori ini.
 
"Di Asia Tenggara, lanskap e-commerce berkembang dengan cepat, bukan hanya dalam hal pertumbuhan, tetapi juga dalam kebutuhan akan diferensiasi strategis. Saluran periklanan tradisional semakin kehilangan daya tarik karena konsumen kini lebih tertarik pada konten yang autentik dan menarik," ujar Antoine Gross, General Manager Asia Tenggara dan India, impact.com.
 
"Melalui berbagai survei konsumen dan diskusi dengan pemasar serta pembuat merek ternama, kami menemukan bahwa pengaruh rekomendasi sedang mengubah cara merek berinteraksi dengan audiens mereka di Malaysia dan kawasan lainnya. Kini adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Merek yang tidak beralih ke pemasaran influencer berisiko tertinggal."
 
Di Indonesia, kategori Media & Hiburan memiliki jumlah pelanggan terbanyak, dengan selisih signifikan sebesar 75%. Influencer memainkan peran kunci dalam mendorong adopsi di kategori ini, serta sangat efektif di kategori Berita & Sastra (90%) dan Hewan Peliharaan (87%).
 
Livestreaming komersial telah mencapai adopsi massal di Indonesia, dengan TikTok memimpin penggunaan sebesar 77%. Shopee mengikuti di belakangnya, hanya terpaut 3 poin persentase dengan tingkat penggunaan 74%.
 
Bagi masyarakat Indonesia, hiburan dan tren baru adalah aspek penting, namun penawaran menarik (83%) dan ulasan produk (65%) tetap menjadi alasan utama dalam mengonsumsi konten live commerce.
 
Aktivitas & Atraksi menjadi kategori perjalanan paling populer dengan adopsi sebesar 66% di Indonesia. Sementara itu, Akomodasi dan Penerbangan tertinggal dengan tingkat adopsi masing-masing sebesar 41% dan 38%.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan