Sementara itu, laba bersih yang disesuaikan melonjak 64,5% menjadi rekor tertinggi CNY10,7 miliar (Rp24 triliun). Hal ini menandai kuartal kedua berturut-turut di mana pendapatan Xiaomi melampaui CNY100 miliar (Rp226,3 triliun).
Pendapatan dari smartphone meningkat 8,9% menjadi CNY50,6 miliar (Rp114,5 triliun), dengan penjualan global mencapai 41,8 juta unit. Xiaomi juga berhasil merebut kembali posisi nomor satu dalam penjualan smartphone di pasar Tiongkok setelah satu dekade, dengan pangsa pasar 18,8%.
Segmen produk IoT dan gaya hidup juga mencatat pertumbuhan signifikan, dengan pendapatan melonjak 58,7% menjadi CNY32,3 miliar (Rp73,1 triliun). Penjualan perangkat rumah tangga pintar seperti AC, kulkas, dan mesin cuci mencatatkan rekor tertinggi.
Xiaomi menyebut penjualan AC melampaui 1,1 juta unit, kulkas melebihi 880 ribu unit, dan mesin cuci tumbuh dua kali lipat menjadi 740 ribu unit. Selain itu, bisnis kendaraan listrik (EV) Xiaomi juga menunjukkan pertumbuhan stabil.
Pendapatan dari Smart EV, AI, dan inisiatif baru lainnya mencapai CNY18,6 miliar (Rp42,1 triliun). Penjualan kendaraan Xiaomi SU7 Series berjalan lancar, dengan total 75.869 unit terkirim selama kuartal ini.Xiaomi menargetkan pengiriman 350.000 kendaraan untuk sepanjang tahun 2025.
Sementara itu, strategi premiumisasi Xiaomi juga membuahkan hasil. Harga jual rata-rata smartphone Xiaomi meningkat ke angka CNY1.211 (Rp2,7 juta), mencetak rekor tertinggi. Sementara itu, penjualan Xiaomi 15 Ultra dilaporkan melonjak 90% dibandingkan model pendahulunya.
Xiaomi terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), dengan biaya mencapai CNY6,7 miliar (Rp15,2 triliun) pada kuartal ini, meningkat 30,1% dari tahun sebelumnya. Xiaomi berencana menginvestasikan total CNY200 miliar (Rp452,7 triliun) untuk R&D dalam lima tahun mendatang, fokus pada inovasi chip, AI, dan sistem operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
