Meskipun terjadi penurunan instalasi aplikasi e-commerce secara global, wilayah APAC justru bersinar dengan pertumbuhan positif, didorong oleh pergeseran strategi akuisisi pengguna yang kini lebih berfokus pada kecerdasan buatan (AI) dan penargetan yang cerdas.
Menurut laporan Shopping App Insights 2025: Edition dari Adjust, instalasi aplikasi e-commerce secara global mengalami penurunan sebesar 14% secara tahunan (YoY) pada paruh pertama tahun 2025. Namun, hal ini tidak serta merta mencerminkan penurunan minat.
Sebaliknya, jumlah sesi justru meningkat 2%, menandakan bahwa aplikasi-aplikasi ini mulai menarik pengguna dengan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. Tren ini diperkuat oleh peningkatan reattribution share global untuk aplikasi e-commerce sebesar 29% di H1 2025 dibandingkan tahun 2023, menunjukkan investasi yang lebih besar dari merek untuk menjangkau kembali pengguna yang sudah ada dibandingkan hanya fokus pada akuisisi pengguna baru.
Asia Pasifik muncul sebagai motor pertumbuhan mobile commerce, berbeda dengan pasar-pasar matang seperti Eropa, Amerika Utara, dan MENA yang mengalami perlambatan. Wilayah ini mencatat pertumbuhan instalasi sebesar 13% dan peningkatan sesi sebesar 2% YoY.
April Tayson, Wakil Presiden Regional INSEA, Adjust, menyoroti bahwa lanskap mobile commerce di APAC tidak hanya berkembang tetapi juga semakin matang. Aplikasi belanja yang paling sukses adalah yang mampu menggabungkan penargetan berbasis AI dengan pengalaman yang konsisten dan bermakna di setiap titik sentuhnya.
Laporan ini juga mengungkap dinamika menarik dalam loyalitas pengguna. Secara global, aplikasi belanja menyumbang lebih dari 75% dari semua instalasi e-commerce antara tahun 2024 hingga paruh pertama 2025, namun hanya menghasilkan 36% dari total sesi pengguna.
Sebaliknya, aplikasi marketplace berhasil mendorong 60% sesi meskipun hanya mencakup 20% instalasi. Aplikasi marketplace juga unggul dalam retensi Hari ke-1 (Day 1) dengan 25%, sementara aplikasi e-commerce turun menjadi 13%. Durasi sesi untuk aplikasi marketplace juga lebih tinggi, rata-rata 10,69 menit, dibandingkan aplikasi e-commerce yang hanya 9,89 menit.
Dari sisi biaya, cost per install (CPI) untuk aplikasi e-commerce secara global mencapai USD0,99 pada kuartal pertama 2025. CPI aplikasi belanja sebesar USD1,01, sementara aplikasi marketplace lebih rendah dengan USD0,89. Meskipun biaya akuisisi meningkat, click-through rate (CTR) tetap stabil di angka 2%, menunjukkan keterlibatan pengguna yang konsisten di berbagai saluran.
Pentingnya pengalaman lintas platform yang mulus juga ditekankan, di mana mobile web menjadi saluran awal dengan potensi konversi tinggi. Rata-rata aplikasi belanja bekerja sama dengan 7 mitra pada paruh pertama 2025, naik dari 6 mitra pada tahun 2023, menandakan strategi diversifikasi saluran yang semakin berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id