Namun, industri ini masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti akses yang terbatas terhadap benih berkualitas, pakan, listrik, dan model pembiayaan yang fleksibel. Selain itu, para pembudidaya juga harus bergulat dengan penyakit, cuaca buruk, kualitas air yang buruk, dan harga yang tidak stabil.
eFishery, perusahaan teknologi akuakultur di Indonesia, berkomitmen untuk membantu para pembudidaya mengatasi tantangan tersebut dan mencapai potensi secara berkelanjutan. Salah satu produk yang memberikan solusi bagi pembudidaya adalah eFeeder, alat pakan otomatis yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence of Things (AIoT), yang juga merupakan produk pertama eFishery.
Sebagai misi lanjutan eFishery untuk memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi akuakultur, eFishery baru saja meluncurkan produk baru yang dikembangkan oleh tim AIoT eFishery, ‘Mas Ahya’ (Ahli Budidaya), solusi konsultasi berbasis AI yang dirancang khusus untuk membantu pembudidaya ikan dan petambak udang meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai keberlanjutan yang lebih baik.
Tim AIoT eFishery terdiri dari para pakar AIoT yang ahli dalam bidangnya dan bekerja di bawah Direktorat Produk, serta memiliki komitmen untuk mengembangkan teknologi dan menciptakan inovasi baru untuk mendukung kemajuan industri akuakultur Indonesia.
‘Mas Ahya’ memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan generatif (generative AI) terbaru dari Microsoft untuk mendemokratisasi akses ke pengetahuan dan keahlian seputar budidaya akuakultur buat semua segmen pembudidaya.
Dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti konsultasi kapan saja dan di mana saja terkait budidaya, bahkan dengan menggunakan bahasa daerah setempat. Selain itu, fitur lain dari ‘Mas Ahya’ mencakup analisis data real-time, rekomendasi pakan yang disesuaikan, dan pemantauan kondisi lingkungan kolam.
"Kami yakin bahwa 'Mas Ahya' akan memberikan dampak yang signifikan, tidak hanya dalam hal peningkatan produktivitas, tetapi juga dalam mendorong praktik akuakultur yang lebih berkelanjutan," ujar Chrisna Aditya, Chief Product Officer eFishery.
"Generative AI, khususnya Large Language Models (LLM), adalah kemajuan terbaru dalam teknologi AI yang mampu menalar dan bertindak sebagai orkestrator untuk menghubungkan berbagai kemampuan atau layanan. Lebih dari itu, LLM mampu melakukan tugas-tugas otomatis dengan intervensi manusia yang semakin sedikit, menghasilkan lompatan produktivitas yang masif."
"Di eFishery, kami telah menemukan implementasi LLM yang berdampak dan tepat guna melalui ‘Mas Ahya’ untuk mentransformasi produktivitas dan profitabilitas para pembudidaya. Teknologi AI mutakhir seperti LLM, dikombinasikan dengan IoT dan pengetahuan domain, memiliki kekuatan untuk mentransformasi industri dan kehidupan. Kami bangga menjadi pelopor dalam bidang akuakultur," tambah Andri Yadi, VP AIoT & Cultivation Intelligence eFishery.
Inovasi ‘Mas Ahya’ telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak, termasuk Microsoft. Dalam acara Microsoft Build: AI Day, tim eFishery berkesempatan untuk mempresentasikan ‘Mas Ahya’ kepada Satya Nadella, CEO Microsoft. Beliau sangat terkesan dengan bagaimana AI diterapkan untuk membuat industri akuakultur lebih produktif dan berkelanjutan.
“Melalui ‘Mas Ahya’ semuanya menjadi mudah karena ‘mas Ahya’ dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi kami, para pembudidaya. Dengan memakai “Mas Ahya’ saya dapat mengakses data seperti kualitas air dengan mudah dan juga memberikan solusi terhadap setiap masalah mulai dari saat sebelum hingga setelah panen. Setelah menggunakan ‘Mas Ahya’, produktivitas meningkat sehingga setelah ini saya ingin menambah kolam agar mencapai profit yang maksimal,” ungkap Ira Nasihatul, pembudidaya ikan nila yang telah merasakan dampak positif penggunaan Mas Ahya di kolam miliknya.
Selain ‘Mas Ahya’, eFishery juga telah mengembangkan produk lainnya untuk menciptakan sebuah ekosistem AIoT yang memudahkan pembudidaya seperti sistem pemantauan kualitas air yang dapat diakses melalui aplikasi disertai dengan rekomendasi apabila terjadi anomali pada kolam, sistem penandaan tambak yang sederhana dan tanpa kabel sehingga pembudidaya dapat langsung memantau keadaan kolam, dan penggunaan citra satelit yang memungkinkan pembudidaya memonitor kolam kapan saja dan dimana saja.
“eFishery tidak akan berhenti di sini. Komitmen kami untuk membantu para pembudidaya akan terus berlanjut. Ke depannya, kami akan terus berinovasi, mengembangkan, dan menghadirkan produk-produk berbasis AIoT lainnya seperti ‘Katara’, produk eFishery yang berfungsi untuk memantau kualitas air dan produk lainnya untuk terus tumbuh bersama dengan industri akuakultur Indonesia,” tutup Chrisna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id