Jakarta: Operator seluler Smartfren mengumumkan keberhasilan mendapatkan alokasi spektrum di frekuensi 2,3Ghz. Hal ini diklaim akan memberikan ruang bagi Smartfren untuk meningkatkan kualitas jaringannya dam menghadirkan layanan yang lebih baik.
Alokasi spektrum tambahan ini diperoleh dari pengalihan alokasi pasca selesainya proses penataan ulang (refarming) pada bulan Maret lalu. Proses refarming dilakukan agar agar blok spektrum yang ditempati oleh operator telekomunikasi menjadi berdampingan.
Setelah penataan frekuensi selesai, Smartfren mendapatkan alokasi pengalihan frekuensi sebesar 10MHz yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas.
Tambahan alokasi frekuensi ini berlaku di seluruh Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
“Dengan selesainya penataan ulang frekuensi dan adanya alokasi spektrum tambahan ini, Smartfren semakin optimal memberikan layanan telekomunikasi kepada masyarakat,” ujar Merza Fachys.
“Selain itu masyarakat juga bisa menikmati kualitas yang lebih baik dari mana pun mereka berada,” imbuhnya. Smartfren juga telah melakukan sejumlah inisiatif lain guna meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi.
Smartfren telah memacu proses fiberisasi atau pemasangan serat optic untuk menyambut era 5G. Fiberisasi ini merupakan teknologi yang harus diimplementasikan guna meningkatkan kapasitas layanan telekomunikasi, terutama di wilayah dengan trafik data tinggi.
Smartfren juga terus meningkatkan coverage jaringan 4G, tidak cuma 5G. Mereka mengklaim saat ini sudah ada penambahan sejumlah 4.000 BTS di seluruh wilayah operasional Smartfren.
Di bulan Februari, Smartfren memperkuat kehadirannya di kawasan Jawa Timur dengan menambah 1.000 BTS baru. Langkah ini dilakukan dengan kolaborasi bersama Protelindo yang disebut memiliki lebih dari 30.000 menara BTS di seluruh Indonesia.
Alokasi spektrum tambahan ini diperoleh dari pengalihan alokasi pasca selesainya proses penataan ulang (refarming) pada bulan Maret lalu. Proses refarming dilakukan agar agar blok spektrum yang ditempati oleh operator telekomunikasi menjadi berdampingan.
Setelah penataan frekuensi selesai, Smartfren mendapatkan alokasi pengalihan frekuensi sebesar 10MHz yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas.
Tambahan alokasi frekuensi ini berlaku di seluruh Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
“Dengan selesainya penataan ulang frekuensi dan adanya alokasi spektrum tambahan ini, Smartfren semakin optimal memberikan layanan telekomunikasi kepada masyarakat,” ujar Merza Fachys.
“Selain itu masyarakat juga bisa menikmati kualitas yang lebih baik dari mana pun mereka berada,” imbuhnya. Smartfren juga telah melakukan sejumlah inisiatif lain guna meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi.
Smartfren telah memacu proses fiberisasi atau pemasangan serat optic untuk menyambut era 5G. Fiberisasi ini merupakan teknologi yang harus diimplementasikan guna meningkatkan kapasitas layanan telekomunikasi, terutama di wilayah dengan trafik data tinggi.
Smartfren juga terus meningkatkan coverage jaringan 4G, tidak cuma 5G. Mereka mengklaim saat ini sudah ada penambahan sejumlah 4.000 BTS di seluruh wilayah operasional Smartfren.
Di bulan Februari, Smartfren memperkuat kehadirannya di kawasan Jawa Timur dengan menambah 1.000 BTS baru. Langkah ini dilakukan dengan kolaborasi bersama Protelindo yang disebut memiliki lebih dari 30.000 menara BTS di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
