Mengutip GSM Arena, Twitter meyakini bahwa memadukan konten visual memberdayakan kreator untuk berekspresi lebih dari batasan 280 karakter. Namun belum tersedia di platform jejaring sosial ini versi desktop, fitur ini akan membatasi akun korporasi.
Selain itu, fitur ini juga membatasi pengguna lain yang mengandalkan platform pihak ketiga untuk mengunggah. Tidak ada batasan terkait cara konten dikonsumsi, semua pengguna dapat membaca dan menonton tweet dan media yang mendampinginya, baik via situs desktop maupun situs mobile, atau aplikasi resmi maupun tidak resmi.
Sebelumnya, selama bulan September lalu, Twitter secara internal menguji fungsi yang memungkinkan pengguna untuk mengedit unggahan atau tweet. Kini, fungsi itu telah tersedia, namun sayangnya, ada keterbatasan soal fungsi tersebut.
Pengguna Twitter hanya dapat mengedit tweet jika pengguna merupakan pelanggan dari Twitter Blue. Informasi ini telah diketahui sejak pertama kali Twitter mengunggah teaser terkait dengan fungsi tersebut.
Fungsi edit tweet ini juga baru tersedia untuk pengguna di wilayah Kanada, Australia dan Selandia Baru. Informasi yang beredar menyebut Twitter akan segera menggulirkan fungsi ini untuk pengguna di pasar Amerika Serikat.
Sementara itu, Twitter membagikan tweet pengujian dengan imbuhan stempel waktu bertuliskan Last edited sebelum resmi meluncurkan fungsi edit tweet ini. Mengklik stempel waktu akan membawa pembaca ke riwayat versi tweet pengujian yang menampilkan tweet awal dan seluruh modifikasi yang dibuat.
Fungsi edit tweet ini dijelaskan akan menjadi fungsi eksklusif Twitter Blue setelah resmi tersedia. Sebagai informasi, Twitter Blue merupakan layanan berlangganan Twitter sebesar USD4.99 (Rp76.000) per bulan yang untuk saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
