Sebuah riset dari Accenture bahkan mengungkap fakta yang mengkhawatirkan: 77% organisasi ternyata belum memiliki praktik keamanan data dan AI yang mendasar untuk melindungi model-model penting, alur data, dan infrastruktur cloud mereka.
Menjawab tantangan krusial ini, Cloudera secara resmi mengumumkan pembaruan besar untuk Cloudera Data Services dalam acara EVOLVE25 yang dimulai pekan ini di Singapura.
Pembaruan ini menghadirkan kemampuan Private AI langsung ke data center milik perusahaan (on-premises), memungkinkan organisasi menjalankan AI generatif yang diakselerasi oleh GPU dengan aman di balik firewall mereka sendiri.
Dengan langkah ini, Cloudera secara langsung mengatasi risiko keamanan terbesar dalam implementasi AI di tingkat korporat, mempercepat perjalanan dari prototipe ke produksi dari hitungan bulan menjadi hanya beberapa minggu.
Sebelumnya, banyak layanan canggih Cloudera hanya tersedia di lingkungan cloud. Kini, dua komponen utamanya resmi hadir untuk penerapan on-premises:
Cloudera AI Inference ServiceLayanan yang dipercepat oleh NVIDIA ini menjadi salah satu yang pertama di industri yang menyediakan kemampuan microservice NVIDIA NIM secara tersemat. Ini memungkinkan perusahaan menyederhanakan penerapan dan manajemen model AI berskala besar langsung di data center tempat data mereka berada dengan aman.
Cloudera AI StudiosAlat ini mendemokratisasi seluruh siklus hidup aplikasi AI dengan menyediakan templat low-code yang memberdayakan berbagai tim untuk membangun dan menerapkan aplikasi serta agen GenAI.
"Secara historis, perusahaan terpaksa merangkai solusi DIY yang kompleks dan rapuh untuk menjalankan AI mereka secara on-premises," ujar Sanjeev Mohan, seorang analis industri.
"Saat ini, urgensi untuk mengadopsi AI tidak dapat disangkal, tetapi begitu pula kekhawatiran seputar keamanan data. Apa yang dibutuhkan perusahaan adalah solusi yang menyederhanakan adopsi AI dan meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan keamanan,” jelasnya.
Leo Brunnick, Chief Product Officer Cloudera, menambahkan bahwa rilis ini adalah langkah signifikan dalam modernisasi data.
"Cloudera Data Services On-Premises memberikan pengalaman cloud-native yang sesungguhnya secara on-premises, menyediakan kelincahan dan efisiensi tanpa mengorbankan keamanan atau kontrol," kata Brunnick.
“Peluncuran ini adalah sebuah langkah maju yang signifikan, beralih dari cluster monolitik ke serangkaian aplikasi terkontainerisasi yang gesit,” imbuhnya
Dampak positif dari adopsi layanan ini telah terbukti. Sebuah studi independen Total Economic Impact (TEI) oleh Forrester Consulting menemukan bahwa organisasi yang mengadopsi Cloudera Data Services on-premises mengalami waktu penerapan beban kerja 80% lebih cepat, peningkatan produktivitas praktisi data sebesar 20%, dan penghematan biaya keseluruhan sebesar 35%.
Studi ini juga menyoroti peningkatan efisiensi operasional yang signifikan, dengan beberapa organisasi berhasil meningkatkan utilisasi perangkat keras dari 30% menjadi 70%.
Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu pengadopsi awal layanan ini. "Teknologi ini menyediakan infrastruktur esensial untuk memperluas inisiatif AI generatif kami secara aman dan efisien, sambil tetap mematuhi lingkungan peraturan Indonesia yang dinamis,” klaim Toto Prasetio, Chief Information Officer BNI.
Produk baru ini sedang didemonstrasikan di konferensi tahunan Cloudera, EVOLVE25, di Singapura. Bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut, Cloudera juga akan menggelar acara virtual ClouderaNow pada 15 Oktober 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
