Drone yang bisa mengangkut satu orang ini akan mengantarkan penumpang dari satu titik ke titik lain yang telah ditentukan sebelumnya. Layanan ini akan dimulai pada bulan Juli, lapor AP. "Ini bukan sekadar contoh," kata al-Tayer.
"Kami telah melakukan pengujian dan membiarkan kendaraan ini terbang di langit Dubai."
Menurut laporan Mashable, drone yang dimaksud oleh al-Tayer adalah Ehang 185, drone listrik buatan perusahaan Tiongkok yang pertama kali diperkenalkan pada CES 2016.
Drone ini telah melakukan pengujian penerbangan di Las Vegas pada musim panas tahun lalu. Pesawat seberat 500 pon (226 kg) ini memiliki ruang untuk satu penumpang dengan berat hingga 100 kg dan satu koper kecil di kompartemen lain.
Dalam satu kali pengisian baterai, Ehang 184 dapat terbang sejauh 50 km dengan kecepatan maksimal 160 km per jam. Sementara untuk layanan pengantar drone yang diajukan di Dubai, drone akan dikendalikan dan diawasi dari pusat kendali jarak jauh.
Layanan ini akan dapat mengantarkan penumpang dengan jarak sekitar 40-50 km dengan kecepatan rata-rata 100 km per jam.
Kepada AP, Badan Jalan dan Transportasi Dubai berkata, drone itu telah "ditinjau oleh Badan Penerbangan Sipil Dubai dan dikendalikan oleh internet mobile 4G". Sayangnya, selain itu, tidak banyak informasi yang beredar.
Ehang bukanlah satu-satunya perusahaan yang tertarik untuk menawarkan kendaraan yang dapat terbang. Airbus juga tertarik untuk membuat mobil terbang. Perusahaan asal Prancis itu pertama kali mengumumkan proyek bernama Vahana tersebut pada bulan Oktober tahun lalu.
Uber juga tertarik untuk mengembangkan kendaraan yang bisa lepas landas secara vertikal. Mereka bahkan merekrut teknisi NASA untuk menyelesaikan proyek mereka itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
