Mengutip Phone Arena, saat dibuka penuh, Galaxy Z TriFold menampilkan layar utama seluas 10 inci dengan resolusi tinggi dan tingkat kecerahan puncak hingga 1.600 nits. Untuk penggunaan sehari-hari, layar bagian luar berukuran 6,5 inci dengan aspek rasio 21:9.
Dengan layar bagian luar mengusung tingkat kecerahan hingga 2.600 nits tersebut, konsumen dapat menggunakan perangkat seperti ponsel biasa. Desain tiga panel dan dua engsel memungkinkan lipatan ke dalam membentuk pola yang ringkas.
Sementara itu saat tertutup rapat, ketebalan perangkat ini tetap terjaga sehingga portabilitasnya menyerupai smartphone, sedangkan saat dibuka, tampilan perangkat seperti tablet. Jika dibandingkan dengan perangkat seri lipat satu engsel seperti Galaxy Z Fold, pendekatan ini memberi fleksibilitas lebih.
Selain lebih fleksibel untuk multitugas, produktivitas, ataupun hiburan, pendekatan ini sekaligus menjaga tampilan agar tetap ringkas saat dibawa. Samsung Galaxy Z TriFold didukung chipset high-end Qualcomm Snapdragon 8 Elite, didampingi RAM 16GB dan opsi penyimpanan besar.
Di bagian kamera, Samsung Galaxy Z TriFold menghadirkan sistem tiga lensa utama, terdiri dari kamera utama beresolusi 200MP, kamera ultrawide 12MP, dan kamera telefoto. Sementara itu baterai yang dibenamkan berkapasitas besar, mengombinasikan sel ganda dengan total kapasitas sekitar 5.600 mAh.
Baterai ini dihadirkan Samsung untuk mendukung layar besar dan performa tinggi. Untuk aspek fleksibilitas penggunaan, perangkat mendukung mode multitasking dengan tiga aplikasi vertikal sekaligus, serta bisa menjalankan mode desktop seperti Samsung DeX.
Dengan demikian, Samsung Galaxy Z TriFold mampu memberi pengguna pengalaman seperti memakai tablet atau PC namun dalam satu perangkat lipat. Perangkat akan mulai dijual di Korea Selatan pada tanggal 12 Desember 2025, dengan penjualan di pasar global dijadwalkan menyusul pada awal tahun 2026.
Kendati belum tersedia informasi soal harga resmi global, estimasi awal dari laporan menunjukkan banderol sekitar KRW3,59 juta, atau sekitar USD2.440 (Rp40,5 juta), lebih tinggi dibandingkan dengan harga ponsel lipat satu engsel pada umumnya.
Karena spesifikasi tinggi dan bentuk lipat tiga yang rumit secara mekanik, perangkat ini berpotensi ditujukan untuk segmen premium dan pengguna yang mencari fungsionalitas maksimal. Analis industri memperkirakan bahwa meskipun inovatif, ponsel lipat tiga seperti TriFold tetap akan berada di segmen niche.
Hal ini mengingat kompleksitas manufaktur, harga tinggi, serta efektivitas bila dibandingkan dengan tablet atau laptop. Kehadiran Galaxy Z TriFold menegaskan ambisi Samsung dalam memperluas jangkauan portofolio perangkat lipatnya.
Setelah sukses dengan seri lipat satu engsel, TriFold menandai langkah evolusi ke desain lipat ganda yang menawarkan fleksibilitas lebih besar, dari ponsel saku hingga tablet besar dalam satu genggaman. Jika terbukti tangguh dan efisien, model ini bisa membuka jalan bagi adopsi massal perangkat lipat tiga.
Namun tantangan yang akan dihadapi Samsung Galaxy Z TriFold akan tetap besar, terutama terkait harga, daya tahan engsel, serta dukungan perangkat lunak dan aplikasi agar bisa optimal memanfaatkan layar besar dan multi-panel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
