Dana segar ini akan dialokasikan untuk memperluas operasi Amili ke Indonesia dengan fokus utama untuk mengatasi masalah kesehatan usus yang sering ditemui melalui pendekatan ilmiah yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
“Selain obat-obatan, mikrobioma memiliki peran penting pada bidang teknologi pangan dan pertanian. Amili berharap dapat berkontribusi dalam menghadirkan inovasi di sektor ini, khususnya dalam pada penciptaan makanan yang menunjang kesehatan dan turut mengatasi stunting dan malnutrisi,” kata Dr Jeremy Lim, Co-Founder dan Chief Executive Officer Amili.
Perkembangan dan penemuan ilmiah baru-baru ini telah membuat mikrobioma usus semakin dikenal sebagai garis depan kesehatan manusia berikutnya. Mikrobioma usus terdiri dari triliunan bakteri, virus, dan jamur yang hidup di saluran pencernaan dan memainkan peran kunci dalam hampir setiap aspek kesehatan manusia.
Ini termasuk pencernaan, fungsi kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit. Terdapat banyak penggunaan mikrobioma usus yang bermunculan, sehingga membuka kemungkinan baru untuk pengobatan yang dipersonalisasi dan pendekatan transformatif untuk perawatan kesehatan.
Didirikan pada tahun 2019 oleh Jeremy Lim serta rekannya David Ong dan Jonathan Lee, yang memimpin transplantasi mikrobioma usus pertama di kawasan ini di National University Hospital, Singapura pada tahun 2014, Amili melakukan penelitian mikrobioma usus tingkat lanjut dan mengembangkannya menjadi berbagai produk dan jasa.
Saat ini, Amili menawarkan layanan sequencing mikrobioma usus untuk membantu para profesional kesehatan dalam meningkatkan perawatan pasien dan formulasi probiotik yang dirancang khusus untuk konsumen Asia. Amili juga merupakan satu-satunya bank transplantasi mikrobioma di Asia Tenggara dan telah mendukung transplantasi di berbagai wilayah lainnya.
Amili memiliki tiga aset inti yang memungkinkannya untuk menciptakan dan menghadirkan nilai tambah: basis data (database) mikrobioma multi-etnis Asia, bank mikrobioma dengan sampel yang disimpan untuk analisis metagenomik dan metabolomik, dan Amili Prime, seperangkat alat analisis, jaringan informatika, dan mesin pencari, yang telah memiliki hak paten.
Aset-aset ini memungkinkan perusahaan untuk mendorong kemajuan dalam penelitian kesehatan usus dan memberikan solusi inovatif ke industri.
Karakteristik unik mikrobioma usus di Asia, yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal dan regional seperti pola makan, gaya hidup, dan lingkungan, menekankan pentingnya melakukan penelitian, penemuan, dan penerapan secara lokal di wilayah ini.
“Dengan melakukan studi lokal dan memahami seluk-beluk mikrobioma usus Asia, kita dapat menemukan wawasan dan mengembangkan intervensi kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan populasi Asia, yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu di wilayah ini,” kata Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures.
Melalui kolaborasi ekstensif dengan mitra penelitian regional, Amili telah mengumpulkan database mikrobioma multi-etnis terbesar di dunia yang memungkinkan pengembangan berbagai servis seperti layanan pengujian mikrobioma usus di rumah yang pertama di Singapura dan campuran probiotik pertama di kawasan ini yang mencakup prebiotik dan postbiotik.
Tahun lalu, Amili juga mengembangkan bubuk prebiotik berkelanjutan dengan mendaur ulang batang kangkung yang tidak terpakai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News