Kasus ini terungkap berkat kerja sama perusahaan keamanan internet Kaspersky dan Interpol. Malware yang oleh Kaspersky dinamai Tyupkin ini, membuat penjahat dapat mengakses mesin ATM pada waktu tertentu dalam sehari menggunakan kode yang berubah sewaktu-waktu, sama dengan token enam digit yang digunakan sebagai pengaman oleh industri keuangan.
Akibat aksi para kriminal ini, lebih dari 50 mesin ATM di Eropa Timur dan Rusia telah terinfeksi malware, dan pihak bank kehilangan jutaan dollar. Vincente Diaz, kepala peneliti di Kaspersky Lab mengatakan serangan ini menunjukkan bahwa para penjahat sudah memperbaiki taktik mereka dan tampaknya bisa memiliki akses yang cukup untuk meng-install malware ke dalam ATM.
"Dalam beberapa tahun belakangan, kami telah mengamati kenaikan besar jumlah serangan terhadap ATM menggunakan perangkat skimming dan perangkat lunak berbahaya," katanya seperti dilansir Ars Technica. "Sekarang kami melihat evolusi alamiah dari serangan ini dengan penjahat siber yang bergerak naik dan menargetkan lembaga keuangan secara langsung."
Tak seperti kebanyakan malware yang menargetkan akun bank konsumen, Tyupkin tidak menginfeksi ATM, tetapi harus di-install melalui akses fisik terhadap mesin tersebut. Sayangnya, Kaspersky tak menjelaskan secara detail dalam situasi apa para penjahat memiliki akses terhadap ATM, tetapi sekali ATM dibobol, penjahat akan leluasa menguras isinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
