Startup tersebut, yang selama ini namanya belum terdengar, beroperasi secara rahasia di markasnya di Pittsburgh selama berbulan-bulan.
Argo AI didirikan oleh Bryan Salesky, veteran yang pernah bekerja selama bertahun-tahun di tim mobil otonom Google dan Peter Rander, orang yang memimpin divisi mobil otonom di Uber hingga September 2016. Tujuan Ford, seperti yang disebutkan oleh The Verge, adalah untuk dapat bersaing di industri mobil otonom.
Sejatinya, perjanjian ini berarti Ford mengakuisisi Argo dan menguasai sebagian besar saham startup itu. Namun, Ford menyebutkan bahwa perjanjian ini tidak lebih dari investasi dan bukannya akuisisi. "Dari sudut pandang akuntansi, Argo AI akan menjadi divisi di bawah kami," kata CEO Ford, Mark Fields.
"Namun, terkait cara mereka beroperasi dan struktur dewan, mereka bebas untuk beroperasi secara mandiri."
Ford dan Argo berencana menggunakan modal yang ada pada startup sebagai insentif untuk menarik para ahli robotik agar bergabung dengan mereka dan bukannya pesaing mereka. Argo AI akan membantu Ford mengembangkan sistem mobil otonom yang perusahaan mobil itu rencanakan akan diluncurkan pada 2021.
"Tujuan utama Argo AI adalah mendukung Ford untuk meluncurkan mobil otonom ke pasar," ujar Fields. Dia menambahkan, di masa depan, Argo dan Ford mungkin juga akan fokus untuk menjual lisensi sistem mobil otonom ke perusahaan lain. Apa yang Ford lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Volvo tahun lalu.
Ford memang salah satu perusahaan Amerika terbesar. Namun, mereka tidak memiliki uang sebanyak Apple dan Google. Karena itu, investasi sebesar USD1 miliar ini adalah investasi yang signifikan dalam usaha mereka untuk mendapatkan ahli mobil otonom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
