Dia meninggal pada umur 73 tahun dengan tenang, dikelilingi keluarganya, setelah bertarung melawan penyakitnya selama satu tahun. Menurut ZDNet, Koo sempat masuk rumah sakit ketika kesehatannya memburuk akibat operasi tumor otak yang dijalaninya tahun lalu.
LG Corp, perusahaan induk dari grup yang dipimpin Koo, memutuskan untuk menjadikan anak dan penerusnya, Kwoo Kwang-mo sebagai direktur.
Koo adalah bos generasi ketiga dari konglomerat terbesar keempat di Korea Selatan. Dia duduk sebagai Chairman, menggantikan ayahnya, Koo Ja-kyung pada 1995.
Di bawah kepemimpinannya, konglomerat ini mengubah namanya dari Lucky Goldstar menjadi LG lalu melakukan ekspansi global. Pendapatan LG juga naik dari KRW30 triliun pada tahun itu menjadi KRW160 triliun sekarang, dengan KRW 110 triliun didapatkan di pasar global.
Koo juga merupakan orang di balik investasi pertama LG di LCD (Liquid Crystal Display) dan baterai lithium-ion.
LG Display kini merupakan salah satu pemain utama dalam industri layar LCD dan OLED. Sementara LG Chem merupakan salah satu penyuplai baterai untuk mobil elektrik terbesar di dunia.
Di bawah kepemimpinan Koo, LG juga masuk ke dalam industri telekomunikasi dan membentuk divisi LG Uplus, yang merupakan pemimpin dalam teknologi LTE.
Koo menekankan pentingnya riset dan pengembangan juga pentingnya membuat rencana jangka panjang terkait pengembangan produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
