Sebagai informasi, Naver bertindak sebagai penyedia layanan MySmartStore, sedangkan Line bertugas untuk mengawasi operasi bisnis layanan, termasuk soal penjualan dan pemasaran.
Ukuran pasar ecommerce Jepang yang melebihi JPY12 triliun (Rp1.488,3 triliun) dan terus bertumbuh setiap tahun menjadi salah satu alasan Naver menghadirkan MySmartStore versi Jepang.
Platform ecommerce MySmartStore ini ditujukan memungkinkan pedagang untuk mengelola nilai barang dagangan kotor senilai KRW17 triliun (Rp205,9 triliun) pada tahun 2020 lalu, dan bertumbuh sebesar 46 persen pada semester pertama tahun 2021.
Selain itu, Naver mencatat sebanyak 470 ribu pedagan beroperasi di platform MySmartStore, sehingga tidak hanya dalam hal jumlah pengunjung dan nilai barang dagangan, Naver SmartStore turut menyumbang sebagian besar pasar ecommerce Korea Selatan.
Line menjelaskan bahwa MySmartStore akan menawarkan pedagang berbagai kemampuan terkait perdagangan, dari membuka toko, mengelola, menghimpun pelanggan dan memberikan layanan untuk pelanggan.
Layanan MySmartStore ini menggunakan teknologi Naver, memungkinkan siapa saja untuk membuat toko di perangkat apa pun, dengan dukungan desain lengkap serta fungsi pengeditan.
Selain itu, setiap toko juga dapat ditautkan ke Akun Resmi Line guna mendistribusikan promosi via promosi kupon, serta untuk menjawab pertanyaan pelanggan melalui chat di Line.
Platform ini juga menyediakan layanan pelanggan digital, memungkinkan toko untuk meningkatkan basis pelanggan mereka. Sedangkan analisis data untuk menjalankan strategi produk dan penjualan dapat pengguna temukan di dashboard toko.
Line mengaku berencana untuk menambah fungsi pelacakan lalu lintas pengunjung dan mengidentifikasi segmen pelanggan utama pada platform dan layanannya ini di masa yang akan datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
