Sejalan dengan tujuan strategis tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI), Huawei, serta mitra ekosistemnya secara resmi meluncurkan program peningkatan pengetahuan teknologi 5G. Program ini dirancang untuk membekali talenta digital Indonesia dengan keterampilan terkini yang selaras dengan kebutuhan industri dan kemajuan teknologi.
Program pelatihan ini berfokus pada peningkatan keterampilan dan kemampuan individu yang bergerak di bidang instalasi dan operasional peralatan telekomunikasi, khususnya dalam implementasi teknologi 5G.
Tidak hanya aspek teknis, program ini juga menekankan kepatuhan terhadap standar Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan (Environmental, Health, and Safety/EHS), serta memperkenalkan metodologi implementasi lapangan yang efisien dan digital bagi tim subkontraktor lokal. Hal ini bertujuan untuk memastikan peserta pelatihan siap kerja dan memiliki bekal yang komprehensif.
Gelombang pertama pelatihan telah diikuti oleh lebih dari 40 teknisi di Huawei ASEAN Academy (Institut Teknik) di CIBIS Park, Jakarta Selatan. Dalam enam bulan ke depan, program ini menargetkan lebih dari 3.000 teknisi untuk mengikuti seri pelatihan selanjutnya.
Agung Nur Rohmad, S.T., M.M., Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan, menyambut baik inisiatif ini. Ia menekankan bahwa pelatihan digital kolaborasi dengan Huawei ini sejalan dengan program Asta Cita pemerintah yang mengedepankan peningkatan kualitas SDM melalui penguatan kompetensi dan keterampilan vokasi. "Ini merupakan investasi jangka panjang untuk menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045," ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. I Nyoman Adhiarna, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komunikasi dan Digital, Komdigi, menegaskan kesiapan Komdigi untuk berkolaborasi dengan Huawei dan para mitra ekosistem dalam mempersiapkan serta memperkuat kapasitas talenta Indonesia di era digital.
"Program pelatihan end-to-end yang mencakup materi pengetahuan dasar hingga keterampilan tingkat lanjut ini akan mendukung realisasi target Pemerintah dalam mewujudkan ekosistem digital yang inklusif," tambah Dr. Nyoman.
Rony Dosonugroho, CEO PT. Adyawinsa Telecomunication & Electrical, yang mewakili mitra lokal Huawei, mengatakan bahwa pelatihan ini berperan penting dalam menjembatani kesenjangan keterampilan antara lulusan pendidikan formal dengan kebutuhan industri. Ia juga mengapresiasi konsistensi Huawei dalam memperkuat ekosistem digital, terutama terkait teknologi 5G, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan demi transformasi digital di Indonesia.
Jeffrey Wang, Vice President, Management Transformation, Huawei Indonesia, menyatakan bahwa sebagai penyedia infrastruktur TIK global, Huawei berkomitmen untuk memfasilitasi transfer pengetahuan mengenai penggunaan dan praktik 5G guna meningkatkan kemampuan talenta lokal.
"Membangun infrastruktur digital yang tangguh dan membina sumber daya manusia yang terampil sama-sama penting untuk mencapai tujuan ekonomi digital jangka panjang. Tujuan kolektif kami adalah membina talenta yang siap menghadapi masa depan, berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja lokal yang berkualitas, dan secara langsung mendukung visi Indonesia Emas 2045," pungkas Jeffrey.
Sejak berdiri di Indonesia pada tahun 2000, Huawei telah melatih lebih dari 127.000 talenta digital selama lima tahun terakhir melalui kerja sama dengan berbagai kementerian pemerintah, industri, pemasok, dan lebih dari 118 universitas, menegaskan komitmennya untuk Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
