Mengutip GSM Arena, Xiaomi mengalami pertumbuhan tahunan 40% soal unit perangkat yang didistribusikan, dan kini menguasai 19% pangsa pasar. Merek ini memperluas sinerginya antara produk ekosistemnya dan juga diunggulkan oleh program subsidi perangkat nasional Tiongkok yang berlaku dari 8 Januari 2025.
Subsidi ini memberikan diskon satu kali mencakup hingga 15% dari harga ritel perangkat. Program ini mencakup smartphone, tablet, smartband, dan smartwatch dengan harga di bawah CNY6.000 (Rp13,8 juta) dan dibatasi hingga CNY 500 (Rp1,15 juta) per produk.
Namun model premium, termasuk smartphone model flagship atau unggulan dan smartphone layar lipat, dikecualikan dari program ini. Sementara itu, Huawei menduduki peringkat kedua sebagai merek pemimpin di Tiongkok, dengan pangsa pasar 18% dan pertumbuhan tahunan 12% dalam pengapalan perangkat.
Huawei ini terus melihat permintaan kuat untuk ponsel pintar karyanya. Smartphone lipat karya Huawei, Mate XT dan Pura X, menarik perhatian dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat soal merek tersebut.
HarmonyOS Next juga tengah berkembang, kini dikabarkan akan mencakup 3% dari semua ponsel pintar di Tiongkok. Oppo dan vivo masing-masing menguasai 15% pangsa pasar di Cina, sedangkan Apple melengkapi lima besar dengan pangsa pasar sebesar 13%.
DeepSeek dan daftar utilitas teknologi kecerdasan buatan (AI) yang terus bertambah juga telah menarik perhatian konsumen, dengan perkiraan 22% dari semua ponsel yang didistribusikan kini didukung kemampuan AI. Canalys memperkirakan angka tersebut akan mencapai 40% pada akhir tahun 2025 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
