Namun, perusahaan-perusahaan ini hanya dapat melatih komputer karena mereka memiliki data dalam jumlah yang sangat banyak. Menurut Fortune, perusahaan yang ingin menggunakan teknik AI seperti algoritma pembelajaran mesin untuk meningkatkan kualitas bisnis mereka harus sudah memiliki atau bisa mendapatkan data dalam jumlah banyak. Hal inilah yang membuat data menjadi sesuatu berharga.
"Data layaknya minyak," kata Shivon Zilis, rekan dari perusahaan modal ventura, dalam konferensi Fortune Brainstorm Technology yang diadakan pada hari Senin kemarin.
Meskipun perusahaan-perusahaan seperti Google, Facebook dan Amazon telah membuat software AI mereka menjadi open-source sehingga semua programmer dapat mengakses kode tersebut dan membangun aplikasi mereka sendiri, tapi mereka tidak membuat data yang diperlukan tersedia untuk umum, kata Zilis.
Alasan perusahaan-perusahaan besar membuka kode software AI mereka secara gratis adalah agar mereka dapat menemukan programmer yang dapat mereka rekrut. Soal kompetisi, data yang mereka miliki memiliki nilai yang lebih penting dari tool software AI yang mereka gunakan dan publikasikan ke umum.
General Manager Watson, IBM, David Kenny setuju dengan Zilis. Dia berkata, "Nilai data terus naik seiring dengan perkembangan teknologi AI."
"Data akan menjadi mata uang baru," kata Kenny. Dia juga mejelaskan, hanya 20 persen informasi yang ada di dunia yang tersimpan di internet. Sementara 80 persen sisanya disimpan oleh perusahaan dan organisasi secara mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
