Keesokannya, tanggal 31 Agutus 2018 dikabarkan oleh CNBC bahwa saham EA anjlok sebesar 10 persen, dan disebut sebagai langkah EA menyesuaikan target penjualannya.
Pengamat atau analis dari firma finansial Cowen yang diwawancarai menyebutkan bahwa EA menunda rilis game tersebut sebagai bentuk usaha menurunkan target penjualan atau net bookings tahun 2019 dari USD 5,55 miliar (Rp81,7 triliun) menjadi USD 5,2 miliar (Rp76,5 triliun).
Dalam bolg resmi EA, DICE General Manager Oskar Gabrielson yang memimpin studio developer Battlefiled V mengaku bahwa mundurnya tanggal rilis game tersebut untuk memberikan waktu perbaikan dan penyempurnaan akhir sesuai dengan saran dari komunitas penggemarnya.
Namun, pengamat membaca langkah EA kali ini untuk menghindari kompetisi langsung dengan game kompetitor yang juga dirilis pada bulan Oktober, Call of Duty: Black Ops 4 milik Activision dan Red Dead Redemption 2 milik publisher game GTA .
Sayangnya, keputusan EA merilis Battlefiled V menjadi di bulan November juga masih menyisakan satu pesaing yaitu game Fallout 76 garapan Bethesda yang dinantikan gamer dan mendapatkan banyak respons positif.
Mengingat seluruh game kompetitor Battlefield V yang dirilis sama-sama game kelas AAA, maka tanggal rilis berdekatan akan sangat krusial. Pengamat industri game menilai bahwa gamer hanya akan rela menghabiskan uang untuk satu game kelas AAA tiap bulannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
