Valorant yang dirilis pada tahun 2020 sebagai game PC dengan genre tactical first-person shooter, menurut Riot Games telah ditiru oleh NetEase lewat game mobile bernama Hyper Front yang tersedia di iOS dan Android.
Dikutip dari situs Engadget, Riot Games dalam gugatan hukum di sejumlah negara menyebut Hyper Front yang baru dirilis pada pertengahan tahun ini menjiplak seluruh elemen Valorant. Aspek yang dimaksudnya adalah mulai dari desain karakter, sistem gameplay, hingga arena permainan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di Indonesia, game Hyper Front juga tersedia termasuk dalam versi Lite alias ringan. Makanya Riot Games disebut mengajukan gugatan ke pengadilan di Inggris, Jerman, Brazil, dan Singapura.
Kabarnya gamer di Singapura juga langsung merespon hal yang sama dengan Riot Games saat Hyper Front dirilis NetEase di negara tersebut. Mereka kompak menilai game mobile ini sangat jelas meniru Valorant tanpa membuat banyak perbedaan.
Hyper Front sendiri disebut sudah diunduh sebanyak lebih dari satu juga dan mendapatkan lebih dari 48.000 ulasan pada Google Play Store. Mereka jelas berhasil mengeruk kepopuleran Valorant untuk pasar mobile.
Sayangnya, Riot Games masih belum memiliki rencana menghadirkan Valorant ke platform mobile. Mereka sendiri justru lebih mengedepankan League of Legends: Wild Rift yang mengusung genre mobile MOBA. Genre satu ini memang jauh lebih populer.
Gugatan hukum yang diterima NetEase bukan kali pertama. Sebelumnya, NetEase juga berurusan dengan PUBG Corp basis Korea Selatan karena game mobile mereka juga dituding menjiplak game genre battle royale tersebut.
