Game Pokemon Go dikenal mengusung konsep augmented reality (AR) yang menuntut pemain berpetualangan di dunia nyata untuk menemukan Pokemon. Namun dengan kondisi wabah saat ini dan kebijakan karantina mustahil penggemar game ini bermain di luar rumah.
Dikutip dari Polygon, Niantic Labs pengembang game Pokemon Go sudah membatalkan acara di beberapa kota dan negara, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, dan Jepang.
Event yang digelar identik dengan kegiatan bermain bersama dan kesempatan berburu Pokemon langka di kawasan tersebut. Bahkan event ini diklaim berkontribusi terhadap industri pariwisata di tiap kota tuan rumah acara Pokemon Go.
Kabar buruknya, Niantic Labs punya dua game lain dengan konsep augmented reality yang sama, yaitu Harry Potter: Wizards Unite dan Ingress. Keduanya juga punya acara komunitas yang serupa dengan Pokemon Go.
Dikutip dari Dexerto, beberapa developer game menemukan bahwa di dalam pemrograman aplikasi game Pokemon Go ditemukan sebuah perubahan. Diduga Niantic Labs berusaha untuk mengurangi aktivitas gamer bermain di luar ruangan atau rumah.
Misalnya, sistem penetasan telur Pokemon yang dibuat lebih ringan. Proses di sistem ini mengandalkan jarak tempuh pemainnya yang terbaca oleh teknologi GPS di ponsel dan game Pokemon Go. Sistem ini juga berlaku di fitur lainnya.
Beberapa gamer Pokemon Go dilaporkan mengakui bahwa sistem permainan atau progress di dalam game ini menjadi lebih mudah dibandingkan biasanya. Namun pihak Niantic Labs tidak memberikan pengumuman apa-apa terkait hal ini.
Langkah ini bisa dianggap sebagai strategi Niantic Labs agar jumlah pemain game Pokemon Go tidak merosot signifikan. Cara ini dianggap bisa mencegah gamer yang kerap mengabaikan keselamatan diri mereka saat bermain game di luar rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
