Keputusan tersebut diumumkan menyusul temuan penggunaan perangkat lunak atau modifikasi yang tidak diizinkan selama pertandingan. Insiden itu terjadi dalam laga tim putri Arena of Valor antara Thailand dan Vietnam pada 15 Desember 2025.
Dikutip dari laporan Channel News Asia, dalam surat resmi yang dipublikasikan di Facebook dan ditujukan kepada Komite Olimpiade Thailand, delegasi teknis esports SEA Games menyatakan bahwa Naphat menggunakan “unauthorised third-party software or hardware modification” pada game pertama pertandingan.
Metode cheat yang digunakan adalah menggunakan software pihak ketiga yang tidak diizinkan atau ilegal pada perangkat gaming sehingga alias melakukan modifikasi tanpa izin.
Setelah dilakukan penyelidikan lanjutan, panitia menyebut telah menemukan bukti yang bersifat konklusif. Berdasarkan hasil tersebut, Naphat langsung didiskualifikasi dari seluruh rangkaian kompetisi esports SEA Games 2025, dan keputusan itu dinyatakan bersifat final.
Selain pelanggaran teknis, Naphat sebelumnya juga menuai kecaman publik akibat gestur tangan tidak pantas yang ditunjukkannya saat pertandingan disiarkan secara langsung. Aksi tersebut memicu kritik luas di media sosial dan memperburuk sorotan terhadap dirinya sebelum sanksi resmi dijatuhkan.
Respons Federasi Esports Thailand
Dalam pernyataan terpisah pada Selasa (16/12), Thailand Esports Federation (TESF) menyatakan menerima sepenuhnya keputusan panitia SEA Games. Federasi menegaskan kembali komitmen terhadap prinsip fair play dan integritas kompetisi.TESF juga menyampaikan rencana untuk melakukan penyelidikan internal serta meningkatkan standar etika dan teknis bagi atlet esports nasional, guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Media lokal Thailand melaporkan bahwa pengembang dan penerbit game Garena turut menjatuhkan sanksi tambahan berupa larangan bermain seumur hidup terhadap Naphat. Di saat yang sama, agensi manajemen bakat yang menaunginya disebut telah mengakhiri kontrak kerja sama.
Sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden tersebut, seluruh tim putri Arena of Valor Thailand memutuskan untuk mengundurkan diri dari SEA Games 2025. Keputusan ini diambil meskipun Thailand berstatus sebagai tuan rumah ajang olahraga dua tahunan tersebut.
Pengunduran diri ini berdampak langsung pada klasemen akhir cabang AOV putri. Seluruh hasil pertandingan tim Thailand dinyatakan gugur.
Dengan demikian, Timor Leste dipastikan meraih medali perunggu, sementara Vietnam kembali bertemu Laos di partai final. Tim putri Vietnam kemudian keluar sebagai peraih medali emas setelah menang dengan skor 4-0 dikutip dari laporan media lokal Vietnam.vn.
Dampak Kondisi Psikologis Naphat Warasin
Pasca diskualifikasi, Naphat Warasin dilaporkan mengalami gangguan psikologis hingga harus menjalani perawatan medis. Presiden Thailand Esports Federation, Santi Lothong, mengungkapkan melalui siaran langsung di Facebook bahwa atlet tersebut mengalami kondisi panik dan memerlukan penanganan dokter.Menurut penjelasan Santi Lothong, hasil diagnosis menunjukkan Naphat mengalami gangguan psikologis, termasuk serangan panik, paranoia, dan kecemasan. Ia menegaskan bahwa federasi membedakan secara jelas antara aspek kemanusiaan dan pelanggaran individu dalam kasus ini.
Santi juga menyebut bahwa sekretaris jenderal federasi telah lebih dulu menanggung biaya perawatan rumah sakit. Proses disipliner internal baru akan dilanjutkan setelah kondisi Naphat dinyatakan stabil. Ia menambahkan bahwa atlet tersebut diwajibkan menyampaikan permintaan maaf secara langsung atas perbuatannya.
Federasi turut menyatakan akan memperluas penyelidikan untuk memastikan apakah terdapat pihak lain, termasuk pelatih atau anggota tim, yang terlibat atau mengetahui pelanggaran tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News