Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar memaknai hidup adalah tugas setiap muslimin baik untuk dirinya sendiri dan juga kepada orang lain. Hidup yang berkah adalah hidup yang dituntun oleh Alquran. Siapapun yang hidupnya sesuai dengan apa yang sudah disebutkan Alquran akan menjalani hidup yang aman di atas Shirothol Mustaqim.
Syariah adalah jalan kehidupan. Jalan kehidupan syariah adalah yang dikatakan Allah dalam Alquran. Jalan hidup syariah adalah jalan manusia untuk kembali ke kampung halaman kita yaitu surga. Manusia diciptakan di surga. Hanya karena nenek moyang kita berbuat kesalahan maka kita akhirnya turun ke bumi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jalan hidup syariah sudah sepatutnya membawa berkah dan mendamaikan hidup. Sudah jelas dikatakan apabila kita menerima dan kelak mensyukuri apa yang diberikan Allah maka Allah akan menambah nikmatnya. Bukan selalu dikatakan harta tetapi juga kapasitas diri dan kelapangan hati," ungkap Wamenag dalam Sukses Syariah.
Jika sudah mampu memiliki kelapangan hati maka bukan hanya harta yang menjadi indikator kebahagian dalam hidup, tapi semua yang Allah berikan akan dirasakan cukup dalam menjalani hidup. Salah satu caranya adalah dengan mensyukuri segala yang datang dari Allah baik itu berkah maupun musibah.
Seorang muslim, dikatakan Wamenag, memiliki pilar-pilar sebagai penopang kehidupan. Ada juga pilar penopang hidup individu dan kelompok. Yang menemui ajal atau kematian bukan hanya seseorang tetapi juga kelompok.
Pilar penopang kehidupan individu pertama adalah rasa qanaah yaitu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Kendati cukup itu sangat relatif tapi di situlah seorang manusia dituntut mampu bersyukur dengan menggunakan pola berpikir positif dan berbaik sangka pada Allah. Sifat ini akan membuat seseorang merasa selalu mudah dalam menjalani kehidupan.
Pilar penopang kedua adalah kesabaran. Sabar terbagi dua yaitu As-shabr dan As-shabur. As-shabr adalah kesabaran di mana seseorang memaafkan tapi masih belum bisa melupakan. Sementara itu As-shabur adalah saat seseorang sudah bisa bersabar dengan memaafkan dan melupakan seseorang dan apa yang pernah dia lakukan.
"Ikhlas adalah puncak dari kehidupan. Jika sudah bisa ikhlas maka tidak akan ada keluhan dan rasa frustasi juga kekecewaan. Energi akan selalu terpelihara. Hal ini akan memudahkan manusia dalam hidup," jelas Nasaruddin.
Orang-orang yang melupakan pilar-pilar tersebut, maka akan mengalami kerugian. Mereka akan merasa tidak pernah tenang dan tidak akan pernah cukup dengan apa yang dia miliki. Ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah suatu hal yang seharusnya diupayakan dalam bulan Ramadan dan seterusnya.
Namun orang-orang Islam juga harus istiqamah atau konsistensi dalam memaknai hidup secara syariah. Mereka ini akan mengalami pergulatan batin dalam beristiqamah. Diperlukan sebuah niat kuat untuk menghindari dosa-dosa yang mungkin akan dilakukan. Hal ini, lanjutnya, adalah sebuah perjuangan yang memang merupakan bagian dari hidup seorang manusia hingga dia dijemput malaikat maut. (Vera Erwaty Ismainy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (ADF)